Jumat, 19 Juli 2013

PENGARUH EKONOMI KELUARGA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD INPRES SABIN DISTRIK OKBAB KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG PAPUA.





DITULIS OLEH
                         NAMA      : AGUSTINUS UROPKA
NIM           : 091324002

FROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012


PRAKATA

Makalah ini berutujuan untuk menganalisis, dan mengevaluasi masalah-masalah Pengaruh   ekonomi   keluarga   pada   prestasi   belajar   siswa   di SD Inpres  Sabin Distrik Okbab Kabupaten   Pegunungan   Bintang Papua   yang   sangat menyedikan. Dalam Kondisi seperti ini kita mempelajari  lebih ke perkembangan pengaruh ekonomi keluarga pada prestasi belajar anak di sekolah  dasar. Masalah penting yang sering dihadapi siswa SD Inpres Sabin dalam kegiatan belajar  adalah  kurangnya peratihan dari orangtua murid siswa tertentu. Hal tersebut berpengaruh bagi kelangsungan masa depan anak, sementara di sisi lain, anak dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan tetapi hal ini yang membuat anak tidak prestasi. Sementara itu hal yang    sangat memberatkan  pada orangtua yang berpenghasilan rendah adalah tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orangtua dalam hal ini merupakan kendala yang   sangat besar.
Oleh karena itu, kendala ekonomi keluarga ini akan menjadi pusat perhatian yang cukup serius baik oleh orangtua sendiri untuk   menyekolahkan anaknya. Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia di desa ini yang dihasilkan selama ini, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya. Hal apa yang membuat orangtua siswa menjadi faktor utama dalam prestasi? Hal yang membuat anak asunya tidak berperestasi adalah faktor pendapatan ekonomi keluarga atau kurangnya pendidikan orang tua.
Di tengah krisis ekonomi yang seperti sekarang ini terjadi disekitar orangtua maka beban orangtua menjadi sangat besar  untuk mengadapi tantanggan ini sehingga kebtuhan keluarga terkadang sulit terpenuhi di samping itu, beban yang banyak dirasakan oleh setiap orangtua adalah tingginya biaya pendidikan. Sementara itu, hal yang sangat   memberatkan pada orangtua yang berpenghasilan rendah adalah tingginya biaya pendidikan yang  harus di tanggung oleh orangtua dalam hal ini merupakan kendala yang sangat besar.  

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 
1). Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu percepatan pembangunan di suatu negara atau daerah, kota/kabupaten maka pertumbuhan ekonomi dan pendidikan    dilakukan dengan meningkatkan kemajuan ekonomi. Secara garis besar permasalah kebijakan ekonomi dan pendidikan Seperti biasanya di dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupkan kegiatan paling cocok dilakukan oleh siswa. Tetapi disini SD Inpres Sabin prestasi siswa tidak menonyol karna pengaruh ekonomi keluarga di desa Sabin ini sangat minim dibandingakan dengan tempat lain atau di kota  lain maka anak pun turut berpengaruh untuk berperestasi belajar di sekolah. Hal ini berarrti bahwa berhasil tidaknya suatu tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik itu tergantung pada ekonomi keluarga dan lingkungan hidup keluarga. Dalam kegiatan sehari-hari Desa ini adalah mayoritas masyarakat petani ubi kayu maka pengaruh ekonomi keluarga pada prestasi belajar siswa di SD Inpres Sabin Sangat menurun, Dan di sekolah ini sering tidak belajar dengan baik dalam hal ini pada kenyataan bahwa walaupun siswa diberi pelajaran oleh guru dengan bahan pelajaran, waktu, tempat dan metode pembelajaran yamng sama namun hasil yang diperoleh berbeda-beda.

Dampaknya banyak siswa yang mengalami hambatan-hamabatan dalam belajar, baik dari dalam individu maupun dari luar individu,  salah satu faktor yang berasal dari luar individu adalah pengaruh ekonomi keluarga. Seperti yang saya alami pada tahu 1997s/d 2002 di SD Inpres Sabin Distrik Okbab ini yang terletak dibahwa pingiran Kali Okbab. Yang saya alami adalah pada tahun 1997 s/d 2002 ini tidak ada uang yang beredar di wilaya  desa sabin.  Maka saya ampir tidak sekolah dengan baik, sepertinya saya tidak punnya buku tulis, bolpen, dan alat lain yang mendukung saya belajar tetapi saya berusaha belajar tanpa ada alat tulis. Tetapi pada saat itu saya bertahan untuk belajar sampai selesai.  


B.     Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi ekonomi dan pendidikan di SD Inpres Sabin, Desa Sabin Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
2. Mengapa ekonomi dapat mempengaruhi pendidikan di  SD Inpres Sabin, desa Sabin Distrik  Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
3. Dampak rendahnya pendidikan di  SD Inpres Sabin, desa Sabin Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.

   C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul pengaruh  ekonomi  keluarga  pada  prestasi  belajar  siswa  di SD Inpres Sabin adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu pengertian ekonomi dan pendidikan di SD Inpres Sabin
2. Mengetahui apa yang menjadi masalah krisis ekonomi di Desa Sabin
3. Mengetahui dampak dari ekonomi di SD  Inpres Sabin,
4. Memberi pengetahuan baru kepada masyarakat umum apa itu pengaruh  ekonomi  keluarga  pada  prestasi  belajar  siswa  di SD Inpres Sabin  dan dampak apa saja yang bisa ditimbulkan.
5. Sebagai acuan agar kita bisa lebih maju dan berkembang 

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengaruh Ekonomi Keluarga Pada  Prestasi  Belajar  Siswa  di SD Inpres Sabin.
1)      Ekonomi
Pelaksanaan ekonomi dan  pendidikan yang merata adalah  pelaksanaan program ekonomi  pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan ekonomi dan  pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bahwa masalah yang dialami siswa di SD Inpres Sabin ini merupakan akibat atau  lanjutan dari situasi lingkungan ekonomi keluarga. Dan kurangnya pendidikan  formal, nonformal dan informal pada orang tua.  Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa pengaruh sosial ekonomi yang di adapih oleh Desa Sabin ini adalah kurangnya pengetahuan, anak untuk membiyayai anaknya hal ini mempunyai peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar anak di  SD Inpres Sabin, desa Sabin Kecamatan Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua. Di samping itu, beban yang banyak  dirasakan oleh setiap orang tua adalah tingginya biaya pendidikan. Setiap tahun biaya uang sekolah  semakin meningkat, sehingga orang tua terutama orang tua yang berpenghasilan rendah merasa terbebani. Kondisi seperti ini akan berpengaruh bagi kelangsungan masa depan anak, sementara di sisi lain, anak dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Sementara itu,  hal yang sangat memberatkan pada orangtua yang berpenghasilan rendah adalah tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua dalam hal ini merupakan kendala yang sangat besar.  
Untuk memecahkan persoalan ini penulis akan membahas lebih dalam tentang pengaruh  ekonomi keluarga  di Desa Sabin Distrik Okbab ini berpengaruh terhadap kelanjutan pendidikan anak di sekolah dasar, sementara pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap keluarga untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rumah tangga.
Tetapi di daerah terpencil ini malah mematikan pendidikan terutama anak-anak yang mau ingin belajar di SD Inpres  Sabin. Berhasil dan tidaknya suatu pembuatan proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ekonomi keluarga, lingkungan hidup.
 Dengan hal tersebut, kehidupan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang mempunyai peranan penting dalam menentukan dan membina proses perkembangan anak.
2)      Pendidikan
  Pendidikan  adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang dicapai kemampuan yang  dikembangkan. Pendidikan   meliputi  pengajaran keahlian   khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
B.    Dampak Krisis kurangnya belajar Ekonomi di SD Inpres Sabin.  
Sangat memperiatinkan  terhadap biaya pendidikan telah krisis keuangan ekonomi  yang diakibatkan oleh krisis keuangan dari pendapatan orangtua siswa sehingga kondisi demikian menyebabkan keuangan dalam biaya pendidikan menjadi labimengalami defisit.
     Kondisi seperti apa yang dapat membuat orang tua tidak membiayai anak  SD Inpres sabin
1.      Hal pertama kondisinya orangtua yang ekonominya lemah
Kondisi ekonomi orangtua sangat penting dalam prestasi anak SD Inpres Sabin sangat memperiatintak  dan sangat menyakitkankan ketika kondisinya menjadi sedemikian, ini pun membuat masyarakat Desa Sabin menjadi harap-harap cemas, untuk anak-anak mereka demi masa depan keluarga, daerah, dan negara untuk berupaya menyekolahkan anaknya sampai di SD. Apakah  krisis keuangan yang terjdi pada  tahun 1997, maka pada kesempatan untuk mendapatkan pendidikan bagi keluarga ekonomi lemah sangat susah.
2.      Yang Kedua Dalam konteks krisis ekonomi rumah tangga
Dalam konteks krisis ekonomi keluarga dampak pada orangtua murid terutama kepada seluruh masyarakat agar tidak panik menghadapi kenyataan krisis tersebut sebab akan segera dipulihkan.
Namun terlepas krisis tersebut akan segera selesai atau terus berlanjut beberapa waktu ke depan, ada satu persoalan cukup mendasar yang bisa diamati lebih serius akibat dampak krisis ekonomi tersebut.  
Para pengamat ekonomi justru agak pesimis, pemerintah akan mampu merealisasikan anggaran pendidikan di daerah terpencil seperti di desa Sabin agar bisa dapat memajukan Sumber Daya Manusia dalam ancaman resiko ekonomi keluarga sangat menurun.
Sebab pendidikan bisa jebol atau akan membengkak sangat besar ketika harus dipaksakan untuk sesuai target mencermati krisis tersebut yang cukup membahayakan ekonomi keluarga di desa ini, tetapi orang tua siswa mengupayakan  untuk dunia pendidikan bisa ditingkatkan persentase anggarannya
3.      Salah mengambil kebijakan,
Maka  ongkos yang harus dibayar pun sangat besar. Sehingga diakui maupun tidak, pertimbangan mengambil langkah-langkah penanggulangan dan penyelamatan ekonomi keluarga harus berdasarkan pada kepentingan jangka panjang (long-term). Tidak menjadi persoalan ketika pemerintah di bawah melanggar janji politiknya untuk harus sesuai target anggaran pendidikan selama menggunakan pertimbangan rasional.
4.      Citra politik pemerintah
Harus di depan masyarakat di Desa Sabin ini bisa baik dengan kebutuan pendidikan yang dimana mestinya masyarakat berpikirkan sesuai kebutuhan. Sehingga para guru atau sejumlah elemen masyarakat yang  ada di desa ini menjadi tolak ukur suatu daerah. Mereka pun akan menstempel pemerintah sebagai penyelenggara daerah yang tidak konsisten akan tetapi itu adalah pilihan politik yang harus diambil apabila pilihan-pilihan lainnya tidak ada. Ketika pemerintahan desa gagal mewujudkan anggaran pendidikan maka itu harus diterima secara terbuka. Ini ibarat buah yang harus ditelan kendaki pun  tidak enak rasanya.  Bukan berarti pula, pemda tidak memiliki kehendak dan kemauan politik sangat tinggi supaya anggaran pendidikan memiliki persentase sangat besar bersamaan dengan ekonomi.
Hal tersebut terjadi karena pertimbangan-pertimbangan lain yang lebih mendesak bagi penyelamatan daerah dan negara ini.
C.    Dampak yang Ditimbulkan oleh Rendahnya Ekonomi Keluarga.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat. Pendidikan menjadikan Sumber Daya Manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila di desa Sabin  yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang kurang akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun. Pendidikan sebagai hak asasi individu anak bangsa telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 10 yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-undang.  
Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa baik orangtua, masyarakat, maupun pemerintah bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan (UU RI No. 2 tahun 2003:37). Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Dampak lain yang dibutuhkan oleh rendahnya ekonomi keluarga adalah anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini akan ikut mengganggu aktivitas belajar anak. Kemapanan ekonomi ini sangat membantu siswa untuk melengkapi sarana dan prasarana belajarnya sehingga proses belajarnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.   Di samping itu, persoalan ekonomi di Desa Sabin  juga dapat membantu sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar mengajar di sekolah melalui BP-3 maupun SPP siswa.
 Sementara biaya pendidikan dewasa ini, kian hari kian meningkat seiring dengan semakin meningkatnya berbagai kebutuhan, termasuk kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, ditambah semakin meningkatnya biaya  kebtuhan pokok sehari-hari.  
Di sisi lain, daya beli masyarakat menjadi tidak terjangkau atau semakin menurun. Oleh karena itu tidak diragukan bahwa betatapun sulitnya perekonomian di Desa Sabin Kabupaten Pegunungan Bintang, masalah pendidikan bagi anak tetap mendapatkan perhatian dari masing-masing orangtua tetapi di desa ini kurangnya lapangan kerja maupun pendapatan orang tua sangat kecil maka untuk mau menyekolahkan anaknya susah di pikirkan oleh kedua orang tua. Karena mayoritas orangtua murid termasuk orang-orang yang tahu dan mengerti tentang pendidikan, terutama pendidikan terhadap  anak itu  kebanyakan petani ubi kayu. Oleh karena itu mereka di  samping bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, juga dituntut menyediakan biaya terhadap pendidikan anak-anaknya. Walaupun diantara mereka terdapat keluarga yang berekonomi  pas-pasan (rendah).
Pendapatan orangtua mereka memang tidak sama perkapitanya, akan tetapi rata-rata penghasilan orangtua mereka minimum Rp. 200.000,-/bulan, bahkan ada yang lebih rendah. Dengan demikian, rata-rata penghasilan orangtua mereka dalam setiap bulannya dapat dikatakan sebagai penghasilan yang sangat sederhana namun ada pula penghasilan orang tua yang sangat rendah sehingga mereka tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya.  
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rendahnya ekonomi keluarga berdampak pada pemenuhan perlengkapan belajar siswa, misalnya pembelian buku paket, dan kelengkapan lainnya baik di sekolah maupu di lingkungan keluarga siswa. Di samping itu, rendahnya ekonomi  keluarga dapat pula berdampak pada kelanjutan pendidikan anak bahkan ada yang sampai putus sekolah dan menjadi petani.
D   Peranan Ekonomi Keluarga dalam Relevansinya dengan Pendidikan.
Upaya perluasan dan persebaran kesempatan bagi anak-anak untuk memperoleh pendidikan, khususnya pendidikan dasar menempati prioritas tertinggi dalam perkembangan pendidikan nasional. Dipandang dari segi ekonomi dan sosial, maka sistem pendidikan suatu daerah adalah alat yang penting untuk melestarikan norma dan meningkatkan keterampilan masyarakat secara berkelanjutan dan mepersiapkan masyarakat tadi bagi kebutuhan pembagunan yang sedang berlangsung Dalam setiap langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada suatu upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan di sekolah dasar  tidak akan berjalan. Dalam upaya mengatasi problem ekonomi, orang harus melakukan pendekatan yang realistis terhadap kehidupan manusia di muka bumi ini. Benar bahwa seseorang mempunyai berbagai kebutuhan ekonomi selama masa hidupnya. Maka tidak perlu membesar-besarkan bahwa hal itu sebagai problem besar dalam kehidupan. Seseorang tidak harus hidup senang sendirian.  Oleh karena itu merupakan kesalahan besar baginya dan tidak sesuai kehidupan kita, nilai etik dan moral kita, kebudayaan dan masyarakat, serta landasan ekonomi kita. Namun problema kehidupan yang sulit untuk disembunyikan adalah pendanaan pendidikan. Kebutuhan hidup berupa barang-barang mungkin saja tertahan untuk dihadirkan di dalam rumah tangga, tetapi biaya pendidikan bagi anak merupakan problema yang sulit disembunyikan. Lanjut tidaknya sang anak dalam menempuh pendidikan baik di sekolah dasar maupun pada jenjang tingkat yang lebih tinggi ditentukan oleh kemampuan ekonomi orangtua. Karena itu, dapat dipastikan bahwa kondisi ekonomi keluarga di Desa Sabin   sangat terkait dan bahkan tidak terpisahkan bagi proses pendidikan anak. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar berupa ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain, fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai ekonomi yang cukup, tetapi jika keadaan ekonomi keluarga memperihatinkan maka anak akan merasa tersisihkan atau terisolasi oleh teman-temamnya yang berekonomi cukup atau kaya, sehingga belajar anak akan terganggu. Bahkan di desa ini  ondisi ekonomi orangtuanya berada di bawah standar rata-rata, maka anakpun tidak akan memperhatikan kondisi belajarnya sebab ia akan ikut bekerja dan mencari nafkah sebagai pembantu orangtuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja hal ini akan juga menggangu belajar anak.
 Namun tidak dapat disangkal pula bahwa kemungkinan adanya anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, tetapi justru keadaan yang begitu mereka menjadikannya cambuk untuk belajar lebih  giat dan akhirnya sukses besar. Sebaliknya, terkadang pula keluarga   yang kaya raya orangtua mempunyai kecenderungan untuk   memanjakan anak. Anak   hanya bersenang-senang dan berfoyah-foyah akibatnya   anak   kurang dapat memusatkan  perhatiannya kepada belajar.  Hal tersebut dapat pula menggangu belajar anak bahkan dapat pula menyebabkan anak gagal dalam pendidikan disebabkan   kurang perhatiannya orangtua terhadap  pendidikan anak-anaknya. Oleh karena itu, relevansi antara pendidikan dan ekonomi  keluarga sangat erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Cita-cita masa depan seseorang tidak akan tercapai tanpa pendidikan, sedangkan pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dana, sedang dana sangat sulit tercapai tanpa pendidikan. Dengan demikian, antara pendidikan dan kondisi ekonomi keluarga merupaka suatu lingkaran yang tak berujung serta tak terpisahkan dan saling berkait satu sama lain.
E. Pengaruh Faktor Ekonomi Keluarga Terhadap Pendidikan Anak Sekolah Dasar Inpres. Sabin.
Dalam rangka mencapai prestasi belajar anak khususnya di sekolah dasar Inpres Sabin  sudah barang tentu harus ditunjang oleh berbagai sarana dan media belajar terutama dalam rumah tangga. Namun demikian, pemenuhan kebutuhan belajar anak harus ditunjang oleh kecukupan dan  kemantapan  ekonomi keluarga. Ekonomi keluarga sangat termasuk salah  satu  faktor  keberhasilan dan kegagalan pendidikan bagi anak. Faktor biaya merupakan faktor faktor yang  sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya”. Misalnya untuk  membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan anak sehari-hari. Lebih-lebih keluarga untuk dengan banyak anak, maka hal ini akan merasa lebih sulit lagi. Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, di mana tempat belajar itu merupakan salah satu sarana terlaksananya belajar secara efisien dan efektif. 
 Pembentukan pribadi dan sebagainya. Upaya apapun yang dilakukan oleh para pengelola sekolah dalam rangka menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien jika tidak ditunjang oleh ekonomi keluarga pihak siswa (orangtua siswa), niscaya upaya itu akan sia-sia.  Misalnya, lengkapnya media belajar dan sarana mengajar yang dimiliki oleh sebuah sekolah, akan tetapi sarana belajar siswa di rumah kurang memadai, maka mungkin hanya proses mengajar saja yang efektif dan efisien, tetapi proses belajar terutama belajar mandiri di rumah tidak seperti apa yang diharapkan. Paradigma ini menunjukkan bahwa masalah ekonomi dapat mempengaruhi proses belajar mengajar siswa baik di sekolah maupun di rumah.
G. Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga. Masalah ekonomi merupakan suatu persoalan yang sangat kompleks dan senantiasa menjadi perbincangan di setiap kalangan masyarakat maupun pemerintah. Di satu pihak, mana pun ia merupakan suatu upaya yang berhasrat untuk secara langsung meningtkatkan kemakmuran ekonomi rakyat, tapi di pihak lain ia juga memiliki tanggungjawab untuk membangun sistem perekonomian sebagai bagian integral dan upaya peningkatan kemakmuran ekonomi rakyat tersebut.
Ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor penentu berhasil tidaknya studi seseorang anak, karena persediaan sarana dan prasarana belajar dapat terpenuhi apabila tingkat perekonomian keluarga cukup memadai. Semakin tinggi taraf ekonomi keluarga seorang anak akan semakin mudah baginya melengkapi segala kebutuhan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah, terutama biaya pendidikan karena semakin tinggi pendidikan semakin yang ditempuh seseorang akan semain tinggi pula biaya yang dibutuhkan. Berbagai cara yang ditempuh dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarga. Antara lain adalah berusaha atau bekerja baik pekerjaannya itu dengan cara berniaga, pegawai swasta ataupun pegawai negeri. Namun yang terpenting adalah usaha yang dilakukan oleh setiap keluarga adalah penghasilan yang mereka peroleh dalam memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan pembiayaan pendidikan anak mereka adalah penghasilan yang layak. Pendanaan pendidikan, walaupun mendapat bantuan dari pemerintah tetapi hal itu jauh dari yang cukup sehingga untuk menjadikan anak sebagai manusia yang berkualitas maka pendidikannya harus dijamin dan didanai.
Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuann yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, baik secara kolektif maupun individual biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan 
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga dan ekonomi sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan  prestasi belajar siswa di sekolah Dasar, karena   keluarga merupakan pendidikan sebagai pondasi bagi perkembangan siswa selanjutnya. Selain itu juga siswa banyak  menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga. Dengan demikian baik buruknya kondisi lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Disamping itu bimbingan dan penyuluhan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan  prestasi belajar siswa yaitu membantu siswa agar dapat memecahkan masalah-masalah belajar. Masalah-masalah belajar secara terinci yang kerap kali di alami siswa antara lain kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajara, guru tata tertib, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Oleh karena itu agar tujuan bimbingan dan penyuluhan dapat tercapai maka harus ada kerjasama yang baik  anatara pihak sekolah, orang tua dan siswa itu sendiri.
B. Solusi Pendidikan Agar Lebih Maju
1. Dengan meningkatkan dan memperbanyak lapangan pekerjaan, karena dengan meningkatnya lapangan pekerjaan berarti secara tak langsung akan menguatkan ekonomi dalam keluarga. Dengan kuatnya perekonomian keluarga maka akan mempunyai daya beli, salah satunya bisa menyekolahkan anak-anaknya kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tugas pemerintah adalah nmenyediakan lapangan kerja dengan berbagai kegiatan untuk mendukung orangtua siswa agar bisa dapat menyekolahkan anaknya. Dan juga memperbaiki krisis ekonomi dan global yang terjadi dengan cara menciptakan suasana aman di dalam daerah dan membuat percaya agar para orangtua bisa  merasa aman dengan mendapatkan pekerjaan untuk menyekolahkan anak.
 Dan yang paling penting adalah  memperkuat perekonomian di suatu daerah atau negara. Karena dengan kuatnya perekonomian negara maka akan semakin besar anggaran pendidikan yang akan dikeluarkan. Karena dengan pendidikan akan mencetak calon-calon pemimpin bangsa yang nantinya akan meneruskan perjuangan bangsa ini agar bisa bersaing dengan negara lain.
Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga.
Masalah ekonomi merupakan suatu persoalan yang sangat kompleks dan senantiasa menjadi perbincangan di setiap kalangan masyarakat maupun pemerintah. Di satu pihak, ia merupakan suatu upaya yang berhasrat untuk secara langsung meningtkatkan kemakmuran ekonomi rakyat, tapi di pihak lain ia juga memiliki tanggungjawab untuk membangun sistem perekonomian sebagai bagian integral dan upaya peningkatan kemakmuran ekonomi rakyat tersebut.
Ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor penentu berhasil tidaknya studi seseorang anak, karena persediaan sarana dan prasarana belajar dapat terpenuhi apabila tingkat perekonomian keluarga cukup memadai. Semakin tinggi taraf ekonomi keluarga seorang anak akan semakin mudah baginya melengkapi segala kebutuhan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah, terutama biaya pendidikan karena semakin tinggi pendidikan semakin yang ditempuh seseorang akan semain tinggi pula biaya yang dibutuhkan.
Berbagai cara yang ditempuh dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarga. Antara lain adalah berusaha atau bekerja baik pekerjaannya itu dengan cara berniaga, pegawai swasta ataupun pegawai negeri. Namun yang terpenting adalah usaha yang dilakukan oleh setiap keluarga adalah penghasilan yang mereka peroleh dalam memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan pembiayaan pendidikan anak mereka adalah penghasilan yang layak.
Pendanaan pendidikan, walaupun mendapat bantuan dari pemerintah tetapi hal itu jauh dari yang cukup sehingga untuk menjadikan anak sebagai manusia yang berkualitas maka pendidikannya harus dijamin dan didanai. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuann yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, baik secara kolektif maupun individual biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan.
Oleh karena itu, pembiayaan pendidikan ini di samping sebagian merupakan tanggungjawab negara, juga menjadi tanggugjawab pihak keluarga. Jadi, peningkatan taraf ekonomi keluarga dengan sendirinya harus diupayakan atau ditingkatkan sehingga keluarga mampu membiayai pendidikan anak (Anwar. M.I., 1991:24). Usaha-usaha yang dilakukan dalam kerangka meningkatkan taraf perekonomian keluarga antara lain bekerja mencari nafkah, baik pekerjaan itu sebagai pekerja swasta ataupun negeri, berniaga dan sebagainya yang penting pekerjaan atau usaha yang dilakukan adalah halal.
B. Saran 
1. Bagi Sekolah 
 Pendidikan merupakan usaha dan tanggung jawab bersama baik sekolah, orang tua, dan masyarakat, oleh karenaitu penanganannya pun tidak dapat dibebankan kepada salah satu pihak. Pihak sekolah khususnya, henakdnya memberikan pelayanan yang baik bagi para siswanya.  Guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas adalah yang lebih bagi para siswanya. Dikelas adalah yang lebih baik mengetahui perkembangan belajar siswa dan orang yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi siswa.
 Dengan pemahaman dan posisi tersebut, guru dapat membantu siswa dengan menciptakan atau menggunakan strategi yang mendorong siswa untuk dapat merelisasikan kemampuannya masing-masing.
Selain itu juga hal-hal yang tak kalah penting yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah terutama guru adalah sebagai berikut :
a. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pihaksekolah sebaiknya melibatkan keluarga siswa, disamping itu berusaha untuk mengungkapkan lebih jauh ptestasi belajar yang dicapai siswa dengan segala permasalahannya yang berkaiatan dengan kesulitan belajar di rumah.
b. Memberikan pengajaran remedial dan jam tambahan (les) 
c. Membentuk kelompok belajar dengan pengawasan guru
d. Menggunakan metode belajar yang bervariasi dengan harapan siswa dapat mengembangkan aktivitas dan kreatif dalam belajarnya.
2. Bagi Orang Tua
Dengan adanya pengaruhnya kesulitan belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa, maka jelaslah betapa pentingnya bimbingan keluarga kepada siswa yang menghadapi kesulitan dalam belajarnya. Ada beberapa alternatif usaha yang dapat dilaksanakan oleh keluarga adalah :
a. Memberikan perhatian dan menciptakan suasana lingkungan rumah yang nyaman untuk belajar 
b. Menyediakan perhatian dan menciptakan fasilitas belajar yang mendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan belajar, misalnya waktu, tempat dan perlengkapan.
c. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah khususnya guru kelas untuk mengawasi perkembangan belajar anak di berbagai mata pelajaran.




DAFTAR PUSTAKA 
1.     Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).  Jakarta: PT. Rineka Cipta
2.     Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
3.     Prof DR. H. ABIN SYAMSUDIN MAKNUN. (2003). Psikologi Pendidikan ROSDA
4.     RACMAN ABROR (1983) Psikologi Pendidikan Tiara Wacana




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda disini