Rabu, 17 Juli 2013

ANAK MUDA PAPUA DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT JAWA (DI YOGYAKARTA)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di negara Indonesia  adalah bagian dari berbagai pulau dan berbagai kebuyaan  adat istiadat yang berbeda sehingga, mempunyai tingkah laku yang berbeda namun, negara Indonesia   memiliki nilai-nilai pancasila yang harus memperthankan karena Indonesia, bukan membedakan ras, etnik, adat isti adat tetapi negara Indonsesia Negara Bineka Tunggal Ika merupakan salah satu tujuan yang mempunyai persatuan dan kesatuan  dari berbagai  budaya etnik ras. Dengan demikian Indonesia  mempunyai tujuan  yang sama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa  namun selalu  ada perbedaan ras  etnik.   Karena   anak muda Papua  mengalami di kampus ketika dosen menyuru kita membuat kelompok masing-masing     dan memili ras,  etnik yang sama sehingga kami dari Papua tidak termasuk teman-teman kelompok yang lain,  karena  masih ada perbedaan ras, etnik  dan kami sebagai anak Papua ingin mau belajar teman-teman yang lain tetapi tidak memdapatkan kesempatan untuk masuk kelompok bersama   teman-teman yang lain sehingga terpaksa membuat kelompok hanya dari teman-teman papua sendiri, dan kami bepikir  Bineka Tunggal Ika berbeda-beda tetapi tetap satu jiwa namun itu sebagai selogan, maka kita harus belajar bagaimana kita belajar  ras, etnik yang berbeda salah satunya adalah di lingkungan  kampus tetapi  kenyataan seperti itu. Dengan demikian hal seperti itu  terus bagaiman kita mau menjadi satu kita harus belajar lebih banyak  teman-teman yang lain berbeda ras, etnik  dan adat isti adat dengan teman-teman yang berbeda.
Berdasarkan pengalaman beberapa mahasiswa-masiswai anak muda papua di kampus bahwa Indonesia beberbagai pulau-pulau  dan berbagai suku ras, etnik  adat istidat selalu ada perbedaan sehingga kami sebagai anak-anak papua ingin belajar budaya orang Jawa terutama di Kota Studi ( Yogyakarta)  bagaimana adat istidat tingkah laku, kehidupan orang Jawa yang semestinya secara baik sehingga tidak salah pahaman terhadap orang papua dengan orang Jawa, karena tingkah laku orang papua dengan orang Jawa sangat jahu berbeda sekali, tingkah laku orang papua secara keseluruhan kasar sebaliknya orang Jawa lembut dan halus.
B.     Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.    Bagaimana beradaptasi anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa di Yogyakarta ?
2.    Bagaimana  beradaptasi dari prespektif  sosial ekonomi anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa   ?
3.    Bagaimana beradaptasi dari prespektif sosial budaya anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa  (di Yogya)  ?
4.    Bagaimana cara komunikasi  anak muda Papua  dengan masayarakat jawa  di Yogyakarta?
5.    Bagaimana pandangan anak muda Papua terhadap orang Jawa dan sebaliknya orang Jawa   menilai terhadap  anak- anak Papua?
C.    Batasan Masalah
Agar Makalah yang dikemukakan ini terarah pada sasaran maka perlu ada pembatasan  penulisan makalah ini yaitu anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa (di Yogyakarta).
D.    Tujuan Penulis
|Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a)   Untuk mengetahui bagimana  cara hidup anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa (di Yogyakarta).
b)    Untuk mengetahui pandangan anak muda Papua terhadap orang Jawa dan sebaliknya orang Jawa   menilai terhadap  anak- anak Papua.
E.     Metode Penulis
Dalam penulisan makalah ini penulis mengunakan metode kepustakaan yaitu menceritakan pengalaman mahasiswa-mahasiswi anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa ( di Yogyakarta), dan juga wawancara langsung dengan warga di sekitar baik mahasiswa maupun masyarakat.





BAB II
PEMBAHASAN
A.   Landasan Teori
Masyarakat Indonesia  mempunyai kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang kita   gunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan kita.  Negara Indonesia adalah negara yang terkenal dengan negara kepulauan, sehingga setiap daerah memilikih adat istidat yang berbeda pula, namun sejalan dengan perkembangan zaman, kebudayaan tradisional tersebut mulai ditinggalkan. Gaya hidup masyarakat Indonesia sendiri sudah terpengaruh oleh budaya-budaya barat atau luar. Maka masyarakat lebih senang meniru gaya hidup barat daripada melestarikan tata cara kehidupan budaya kita.  Bagaimanapun budaya tradisional tidak dapat ditinggalkan begitu saja, karena dalam masyarakat modern ada masyarakat etnis, sehingga mau tidak mau masyarakat modern masih terpengaruh oleh masyarakat ernis, begitu juga sebaliknya. Demikian pula bagi orang Indonesia tanpa mereka sadari, mereka tidak bisa meninggalkan budaya budaya itu sendiri.

B.     Bagaimana cara  beradaptasi anak muda Papua di Jawa (Yogya)
Anak muda Papua datang ke Jawa, mempunyai  tradisi adat isitiadat yang berbeda sehingga kami pun  beberapa hal yang harus menyesuaikan diri seperti tingkah laku, sikap, komunikasi cara hidup dan juga beradaptasi dengan lingkungan. Karena anak muda Papua  ketika berpindah dari tempat asal ke Yogyakarta  harus menyesuaikan  diri  dengan lingkungan yang berbeda harus membiasakan diri dengan lingkungan yang ada di Jawa sehingga masyarakat se tempat bisa meliat dengan cara hidup orang papua yang sebenarnya . tetapi disini lebih khusus saya menulis tentang anak muda papua yang datang tinggal bersama masyarakat Jawa. Karena orang Jawa berpikir bahwa orang non pulau Jawa beranggap bahwa orang Papua  dengan orang Batak kasar, tetapi tidak semua orang Papua atau orang Batak kasar, ada yang baik. Oleh karena itu saya sebagai orang Papua   bagaimana menghilangkan cara pemikiran mereka yang negative, saya harus menyikapi dengan masayarakat Jawa khususnya di Yogyakarta cara yang baik, dengan cara bekerja sama dalam kegiatan RT atau RW sehingga secara pelan-pelan rasa pemikiran yang negative terhadap kami bisa menghilangkan maka mereka bisa berpkir bahwa tidak semua orang Papua atau Batak  kasar. Mungkin ini karena lingkungan berbeda dan  tingkah laku yang berbeda dan pula yang berbeda, sehingga setiap suku mempunyai khas yang tidak bisa di samakan oleh suku lain.
Komunikasih dengan orang Jawa  di Yogyakarta, karena kami jujur bahwa kami dengan sikap yang keras sehingga, kami harus menyesuikan diri dengan bahasa yang bisa menerima orang Jawa.  Karena di pulau Jawa  khususnya di Yogyakarta terkenal dengan bahasa kromo  yang  halus sehingga cara kami harus menyesuaikan diri untuk cara yang halus,  mungkin cara  berkomunikasih dengan cara yang kasar ini bisa  kami secara pelan-pelan  menyesuikan diri. Dengan demikian maka Budaya atau cultur anak muda Papua yang berbeda bahkan kulit dan rambut yang berbeda, sehingga cara hidup dengan orang Jawa juga sangat berpengaruh sekalih, ketika kami  berpindah tempat dari asal  untuk  menyesuikan dengan budaya, cultur yang berbeda yang harus menyesuikan diri dengan cara mendekati warga setempat dimana kita tinggal.

C.     Prespektif ekonomi Jawa dengan luar Jawa
Dari sisi perekonimian pulau Jawa adalah system pertanian sawa sehingga dari sisi ekonomi sudah maju. Di luar dari pulau Jawa khususnya kami dari Papua secara keseluruhan belum, karena kami dari Papua system bertani tidak tetap. Orang Papua system bertani tidak tetap karena banyak  lahan yang kosong sehingga mereka berpinda tempat untuk membuka lahan yang baru. Mungkin itu terjadi karena kurang berpendidikan tidak  mengolah tanah dengan baik, maka mereka selalu berpindah tempat, mungkin juga terjadi karena penduduknya sedikit maka banyak lahan yang kosong agar mereka system bertani tidak menetap.

D.    Prespektif sosial budaya
Dengan demikian dari sisi budaya masayarakat Jawa adalah system piramida dengan kata lain  system kerajaan. Masyarkat Jawa khususnya di Yogkarta terkenal dengan masayakat keraton di dalamnya ada berbagai tingkatan yang harus diwajibkan dalam kehidupan masyarakat Yogya seperti berbahasa Jawa ada tingkatan yaitu yang halus  dan kasar. Bahasa halus  yang disebut bahasa kromo atau inggil  bahasa ini di gunakan dalam  upacara adat isitiadat  tertentu. Budaya orang Papua adalah system organisasi atau kelompok. Tidak bersifat kerajaan system kelompok sesuai dengan marga sehingga mempunyai hak yang sama, tidak membedakan dalam kehidupan masyarat Papua khususnya, bersipat kepala suku kepercayaan dari berbagai marga sehingga hubungan antara marga yang satu dengan yang lain.
Apabila perang suku terjadi yang bisa mengatasi perang adalah kepala suku sehingga orang Papua sangat menghormati orang jadi kepala suku  orang yang kaya bukan orang yang miskin.

E.     .Komunikasi anak muda Papua dengan  masayarakat Jawa ( di Yogya)
Komunikasi masayarakat Jawa dengan anak muda Papua merupakan salah satu cara yang menonjol di dua suku yaitu orang Papua akan bicara dengan nada yang kasar dan orang Jawa akan bicara dengan alus  sebab orang Jawa cara komunikasi  secara halus dan pelan, karena masyakat Jawa terkenal dengan bahasa halus  dan orang  Papua cara komunikasi kasar sehingga bisa salah pahaman antara orang Jawa.  Oleh karena itu kita harus tauh lebih dahulu cara komunikasi dengan orang lain, karena kita negara Indonesia adalah berbagi pulau dan suku sehingga tidak terjadi salah pahaman cara berkomunikasi. Mungkin kami dari Papua dan Sumatera terkenal bahwa cara komunikasi kasar karena budaya yang berbeda, sifat kami dari Papua dengan  Batak kalau ada yang salah tidak sesuai dengan harapan kami  maka langsung tegur terus terang pada orang yang salah. Jadi sifat kami orang yang salah langsung tegur, tetapi sifat orang Jawa akan bicara secara alus dengan sopan agar  orang lain bias tanggapi dengan baik.

F.     Bagaimana pandangan anak muda Papua terhadap orang Jawa dan sebaliknya orang Jawa   menilai terhadap  anak- anak Papua.
Masyarakat Jawa berpandangan  terhadap orang muda Papua bahwa minum- minuman keras sebagai tradisi, sehingga masyakat Jawa berpikir orang Papua semua tau minum-minuman keras atau ber alkhool, sehingga masyarakat Yogyakarta berpandangan bawah orang Papua adalah orang-orang yang sifatnya tidak baik tetapi  saya sebagai orang Papua mengatakan bahwa bukan. Karna apa?  Jawabannya adalah budaya Orang Papua bukan yang seperti yang  masyarakat Jawa melihat atau memandang tetapi orang papua merupakan orang yang mempunnyai adat istiadat yang sama seperti di Jawa. Maka pengaru   minuman beralkhool ini pengaru budaya luar yang masuk ke Indonesia dan yang paling terpopuler adalah di Papua maka dari berbagai daerah menilai bahwa orang Papua adalaha tukang minum tetapi dari masyarakat pribumi asli papua tidak karna itu bukan tradisi atau budaya lokal Papua tetapi karna perkembangan jaman di seluru dunia akhirnya pengaruh luar masuk ke Papua. Akhirnya orang muda Papua mau beradaptasi dengan masyarakat Jawa tetapi anak muda papua masih terbawah dengan kebiasaan yang di Papua ke Jawa, maka masyarakat di sekitar Yogyakarta menilai bahwa anak papua tukang minum. Dan bagaimana cara untuk menghilangkan pemikiran yang negative terhadap orang Papua. Mungkin itu salah seorang mahasiswa tinggal di kost-kostsan yang tidak tau adat istiadat, budaya, maka dia minum mabuk dan bikin kacau  dengan masyarakat di sekitar sehingga itu menjadi pandangan utama bahwa orang Papua itu semua tau minum-minuman keras, pada hal kami ada yang tidak tau minum-minuman keras berpandangan bahwa dia tidak  punnya adat. Maka dengan pandangan orang Jawa (di Yogya)  kami yang tidak tau minum pun sekarang mencari kost untuk mau tinggal  sulit dapat  karena salah seorang mahasiswa yang  tinggal di kost-kostsan pun  minum mabuk akhirnya masyarakat Jawa berpikiran bahwa orang Papua semua tau minum-minuman keras sehingga kami susa dapat kost dalam waktu dekat tetapi kita bias dapat waktu yang cukup lama. Kalau ada kost yang kosong tetapi kami dari  Papua  tanya bapak yang punya kost tetapi dia  bilang tidak ada yang kosong, karena kenakalan dari  mereka yang tau minum.
 Pemuda Papua berpandangan terhadap orang Jawa, bahwa kehidupan masayarakat Jawa khusunya di Yogyakarta kehidupanya damai dan aman tetapi , di balik itu banyak hal yang jahat yang menutupi dengan cara yang baik-baik. Mungkin di depan kita baik tetapi belum tentu baik dalam hati seseorang, kami orang Papua kasar tetapi belum tentu dalam hati kasar, karena memang dengan pengaruh dengan kulit kami hitam rambut kriting maka sifat kami seperti itu, sehingga  ada sesuatu yang salah langsung kasih tau  orangya, tetapi orang Jawa tidak seperti itu diam tetapi  membahayakan seperti itu karena apa yang dia pikir kami tidak tau.

Tanggapan Anak-anak Papua terhadap Masyarakat Jogjakarta.
Anak-anak Papua yang belajar di Jogjakarta menilai bahwa masyarakat Jogjakarta menceritakan hal-hal yang negatif atau hal-hal sepele orang lain tanpa memberitahu kepada orang yang bersangkutan. Contoh korban gossib, Hal-hal ini pun dialami oleh beberapa orang atau anak mahasiswa Papua, hanya karena tidak membayar uang listrik satu bulan, bapa kosnya menceritakan kepada orang yang ada di RT itu. Anak tersebut tidak menerima kelakuan bapa kostnya ialah dia menceritakan kepada orang lain tanpa menagi atau memberitahukan terlebih dahulu kepadanya.
Dengan demikian, nama baik anak tersebut tercoret, sehingga mau dan tidak dia harus memutuskan untuk menyendiri dan tidak berbaur lagi dengan orang lain. Kemudian setelah batas waktu kos-kosannya habis, dia mencari kos-kosan lain karena dia merasa malu atas perlakuan bapak kosnya teradap dia. Orang Jawa, walaupun bukan seluruhnya, tidak menyadari bahwa gossip ini dapat menjatuhkan martabat orang lain. Hal ini yang perlu disadari oleh orang-orang yang suka gossip alias kerjaannya gossib.

Nama baik mahasiswa papua dari pandangan masyarakat Jogjakarta sudah negatif. Mereka menilai bahwa semua anak muda Papua berbuat hal yang sama. Contohnya, mereka beranggapan bahwa seluruh anak Papua suka mabuk dan suka melakukan onar, serta melakukan hal-hal yang dipandang tidak wajar dari pandangan masyarakat setempat, kenyataannya tidak seperti yang dikirakan. Sebab anak muda papua yang study di kota Jogyakarta mengenal dengan kata menjaga nama baik anak papua. Jadi kami sebagai anak muda papua yang mengenyam pendidikan di Jogjakarta menyampaikan kepada masyarakat bahwa, tidak semua anak papua melakukan hal-hal negetif atau onar, hanya kalangan atau orang-orang tertentu yang melakukan hal serupa. Maka yang harus dilihat adalah apa, latar belakang ekonomi (orang tua pejabat) dan siapa yang melakukan hal tersebut. 

Tujuan kami datang ke pulau Jawa untuk belajar, karena latar belakang pendidikan kami di Papua kualitas pendidikan sangat jauh berbeda dengan kualitas pendidikan di Jawa sehingga kami datang belajar  di Jawa khususnya di Yogyakarta karena kota Yogyakarta terkenal dengan kota pelajar sehingga kami kami lebih memilih Yogyakarta dari pada Jawa di tempat lain. Dan kota Yogyakarta makanan murah, dan fasilitas untuk belajar tersedia dengan baik sehingga kami bisa belajar  baik dan lulus kembali ke daerah kami masing-masing. Apa yang kami belajar yang baik  kami bisa menerapkan di daerah kami sehingga bisa maju seperti di Jawa khususnya di DIY Yogyakarta itu harapan kami dari pemuda Papua.





BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.        Kehidupan yang nyata ini perlu memahami budaya, adat isti-adat dan kebiasaan  serta karakter orang di suatu daerah dan  sebaginya, inilah pengalaman dan pandangan tentang anak muda papua di tengah-tengah masyarakat Jawa di Jogja. Dengan pengalaman dan pandangan ini kelihatanya dari segi kacamata orang-orang berbeda-beda dan juga sebagaimana saya menceritrakan diatas merupakan sebelum tentu benar salah  oleh orang lain, yang utamanya masyarakat Jogja serta anak muda Papua, sehingga pentingnya cara pandang kita terhadap suatu persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat perlu dilihat dari sisi positif dan negatif. Cara hidup di tengah-tengah masyarakat inilah yang saya memahami benar-benar bahwa itu merupakan suatu kehidupan yang nyata di dalam kelompok maupun masyarakat, di dalamnya terdapat berbagai ragam antaranya, budaya, kebiasaan, tradisi, kraktek dan adat istiada sebagainya serta menciptakan suasana yang aman dan kondusip.
2.       Kami Negara Indonesia adalah bagian dari berbagai pulau-pulau sehingga perlu kita belajar cara kehidupan masyarakat, yang memiliki budaya adat istiadat yang berbeda sehingga salingg menggenal budaya atau adat istiadat  berbagai daerah di Indonsia, maka kita menilai orang lain juga dari sisi positif, kebanyakan menilai orang dari sisi negative .Oleh karena itu pemikiran negative  harus di hilangkan karena Negara Indonesia bagian dari berbagai suku dan adat istiadat berbeda tujuan untuk baik, bukan saling membedakan etnik atau ras. Indonesia adalah
; Bineka Tunggal Ika artinya  berbeda-beda tetapi tetap satu jiwa:
B.  Saran
Pandangan dan pengalaman setiap orang itu tidak sama, setiap orang memiliki pengalaman dan cara pandang yang berbeda, sehingga kelompok menyampaikan bahwa pengalaman dan cara pandangan kita itu berbeda sehingga kelomok menceritakan pengalaman hidup di tengah masyarakat. Pengertian pengalaman itu sendiri benar-benar nyata yang perna kita alami sendiri serta cara pandang juga tidak sama dengan pengalaman yang perna kita alami, jadi cara pandang kita itu belum tentu benar, maka kelompok kami sampaikan bahwa ini hanya sebuah cerita di tengah-tengah masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

  1. Agustinus Uropka  menceritakan tentang pengalaman hidup di tengah masyarakat Jawa ( di Yogyakarta).
  2. Tulisan ini hanya menceritakan cara pandangan dan pengalaman dari anak muda Papua di tengah-tengah masyarakat Jawa (di Yogyakarta)  selama ikut pendidikan di Kota Studi Yogyakarta.

 
Add caption

1 komentar:

komentar anda disini