DITULIS OLEH
NAMA : AGUSTINUS UROPKA
NIM :
091324002
FROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PRAKATA
Makalah ini berutujuan untuk menganalisis, dan
mengevaluasi
masalah-masalah Pengaruh ekonomi keluarga pada prestasi belajar siswa di
SD Inpres Sabin Distrik Okbab
Kabupaten Pegunungan Bintang
Papua yang sangat menyedikan. Dalam Kondisi
seperti ini kita mempelajari lebih ke perkembangan pengaruh ekonomi
keluarga pada prestasi belajar anak di sekolah dasar. Masalah
penting yang sering dihadapi siswa SD Inpres Sabin dalam kegiatan
belajar adalah kurangnya peratihan dari orangtua murid
siswa tertentu. Hal tersebut berpengaruh bagi kelangsungan masa depan anak,
sementara di sisi lain, anak dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan
tetapi hal ini yang membuat anak tidak prestasi. Sementara itu hal
yang sangat memberatkan pada orangtua yang
berpenghasilan rendah adalah tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung
oleh orangtua dalam hal ini merupakan kendala yang sangat
besar.
Oleh karena itu, kendala ekonomi keluarga ini
akan menjadi pusat perhatian yang cukup serius baik oleh orangtua sendiri
untuk menyekolahkan anaknya. Kondisi
ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan
dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia di desa ini yang dihasilkan
selama ini, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya.
Hal apa yang membuat orangtua siswa menjadi faktor utama dalam prestasi? Hal
yang membuat anak asunya tidak berperestasi adalah faktor pendapatan ekonomi
keluarga atau kurangnya pendidikan orang tua.
Di tengah krisis ekonomi yang seperti sekarang
ini terjadi disekitar orangtua maka beban orangtua menjadi sangat
besar untuk mengadapi tantanggan ini sehingga kebtuhan keluarga
terkadang sulit terpenuhi di samping itu, beban yang banyak dirasakan oleh setiap
orangtua adalah tingginya biaya pendidikan. Sementara itu, hal yang
sangat memberatkan pada orangtua yang berpenghasilan rendah
adalah tingginya biaya pendidikan yang harus di tanggung oleh
orangtua dalam hal ini merupakan kendala yang sangat besar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1). Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu percepatan pembangunan di
suatu negara atau daerah, kota/kabupaten maka pertumbuhan ekonomi dan
pendidikan dilakukan dengan meningkatkan kemajuan
ekonomi. Secara garis besar permasalah kebijakan ekonomi dan pendidikan Seperti
biasanya di dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar
merupkan kegiatan paling cocok dilakukan oleh siswa. Tetapi disini SD Inpres
Sabin prestasi siswa tidak menonyol karna pengaruh ekonomi keluarga di desa
Sabin ini sangat minim dibandingakan dengan tempat lain atau di
kota lain maka anak pun turut berpengaruh untuk berperestasi belajar
di sekolah. Hal ini berarrti bahwa berhasil tidaknya suatu tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik itu tergantung pada ekonomi keluarga dan lingkungan hidup
keluarga. Dalam kegiatan sehari-hari Desa ini adalah mayoritas masyarakat
petani ubi kayu maka pengaruh ekonomi keluarga pada prestasi belajar siswa di
SD Inpres Sabin Sangat menurun, Dan di sekolah ini sering tidak belajar dengan
baik dalam hal ini pada kenyataan bahwa walaupun siswa diberi pelajaran oleh
guru dengan bahan pelajaran, waktu, tempat dan metode pembelajaran yamng sama
namun hasil yang diperoleh berbeda-beda.
Dampaknya banyak siswa yang mengalami
hambatan-hamabatan dalam belajar, baik dari dalam individu maupun dari luar
individu, salah satu faktor yang berasal dari luar individu adalah
pengaruh ekonomi keluarga. Seperti yang saya alami pada tahu 1997s/d 2002 di SD
Inpres Sabin Distrik Okbab ini yang terletak dibahwa pingiran Kali Okbab. Yang
saya alami adalah pada tahun 1997 s/d 2002 ini tidak ada uang yang beredar di
wilaya desa sabin. Maka saya ampir tidak sekolah dengan
baik, sepertinya saya tidak punnya buku tulis, bolpen, dan alat lain yang
mendukung saya belajar tetapi saya berusaha belajar tanpa ada alat tulis.
Tetapi pada saat itu saya bertahan untuk belajar sampai selesai.
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami
mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi ekonomi dan pendidikan di SD Inpres Sabin, Desa
Sabin Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
2. Mengapa ekonomi dapat mempengaruhi pendidikan di SD Inpres
Sabin, desa Sabin Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
3. Dampak rendahnya pendidikan di SD Inpres Sabin, desa
Sabin Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah
yang
berjudul pengaruh ekonomi keluarga pada prestasi belajar siswa di
SD Inpres Sabin adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu
pengertian ekonomi dan pendidikan di SD Inpres Sabin
2. Mengetahui apa yang
menjadi masalah krisis ekonomi di Desa Sabin
3. Mengetahui dampak
dari ekonomi di SD Inpres Sabin,
4. Memberi pengetahuan
baru kepada masyarakat umum apa
itu pengaruh ekonomi keluarga pada prestasi belajar siswa di
SD Inpres Sabin dan dampak apa saja yang bisa ditimbulkan.
5. Sebagai acuan agar
kita bisa lebih maju dan berkembang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Ekonomi Keluarga Pada Prestasi Belajar Siswa di
SD Inpres Sabin.
1) Ekonomi
Pelaksanaan ekonomi dan pendidikan
yang merata adalah pelaksanaan program ekonomi pendidikan
yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara
untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan
ekonomi dan pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan
belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Oleh
karena itu tidak menutup kemungkinan bahwa masalah yang dialami siswa di SD
Inpres Sabin ini merupakan akibat atau lanjutan dari situasi
lingkungan ekonomi keluarga. Dan kurangnya pendidikan formal,
nonformal dan informal pada orang tua. Berdasarkan penjelasan diatas
disimpulkan bahwa pengaruh sosial ekonomi yang di adapih oleh Desa Sabin ini
adalah kurangnya pengetahuan, anak untuk membiyayai anaknya hal ini mempunyai
peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar anak di SD Inpres
Sabin, desa Sabin Kecamatan Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua. Di
samping itu, beban yang banyak dirasakan oleh setiap orang tua
adalah tingginya biaya pendidikan. Setiap tahun biaya uang sekolah semakin
meningkat, sehingga orang tua terutama orang tua yang berpenghasilan rendah
merasa terbebani. Kondisi seperti ini akan berpengaruh bagi kelangsungan masa
depan anak, sementara di sisi lain, anak dituntut memiliki pengetahuan dan
keterampilan. Sementara itu, hal yang sangat memberatkan pada
orangtua yang berpenghasilan rendah adalah tingginya biaya pendidikan yang
harus ditanggung oleh orang tua dalam hal ini merupakan kendala yang sangat
besar.
Untuk memecahkan persoalan ini penulis akan membahas lebih dalam
tentang pengaruh ekonomi keluarga di Desa Sabin Distrik
Okbab ini berpengaruh terhadap kelanjutan pendidikan anak di sekolah dasar,
sementara pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap keluarga untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rumah tangga.
Tetapi di daerah terpencil ini malah mematikan pendidikan terutama
anak-anak yang mau ingin belajar di SD Inpres Sabin. Berhasil dan
tidaknya suatu pembuatan proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti ekonomi keluarga, lingkungan hidup.
Dengan hal tersebut,
kehidupan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang mempunyai
peranan penting dalam menentukan dan membina proses perkembangan anak.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang dicapai
kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus,
dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
B. Dampak Krisis kurangnya
belajar Ekonomi
di SD Inpres Sabin.
Sangat memperiatinkan terhadap biaya
pendidikan telah krisis keuangan ekonomi yang diakibatkan
oleh krisis keuangan dari pendapatan orangtua
siswa sehingga kondisi demikian menyebabkan keuangan dalam biaya pendidikan
menjadi labih mengalami defisit.
Kondisi seperti apa yang
dapat membuat orang tua tidak membiayai anak SD Inpres sabin
1. Hal pertama kondisinya
orangtua yang ekonominya lemah
Kondisi ekonomi orangtua sangat penting dalam prestasi anak SD
Inpres Sabin sangat memperiatintak dan sangat menyakitkankan ketika kondisinya
menjadi sedemikian, ini pun membuat masyarakat Desa
Sabin menjadi
harap-harap cemas, untuk anak-anak mereka demi masa depan
keluarga, daerah, dan negara untuk berupaya menyekolahkan anaknya sampai di SD.
Apakah krisis keuangan yang terjdi pada tahun 1997, maka
pada kesempatan untuk mendapatkan pendidikan bagi keluarga ekonomi lemah sangat
susah.
2. Yang Kedua Dalam konteks krisis ekonomi rumah
tangga
Dalam konteks krisis ekonomi keluarga dampak pada orangtua murid
terutama kepada seluruh masyarakat agar tidak panik menghadapi kenyataan krisis
tersebut sebab akan segera dipulihkan.
Namun terlepas krisis tersebut akan segera selesai atau terus
berlanjut beberapa waktu ke depan, ada satu persoalan cukup mendasar yang bisa
diamati lebih serius akibat dampak krisis ekonomi tersebut.
Para pengamat ekonomi justru agak pesimis, pemerintah akan mampu
merealisasikan anggaran pendidikan di daerah terpencil seperti di desa Sabin
agar bisa dapat memajukan Sumber Daya Manusia dalam ancaman resiko ekonomi
keluarga sangat menurun.
Sebab pendidikan bisa jebol atau akan membengkak sangat besar ketika
harus dipaksakan untuk sesuai target mencermati krisis tersebut yang cukup
membahayakan ekonomi keluarga di desa ini, tetapi orang tua siswa
mengupayakan untuk dunia pendidikan bisa ditingkatkan persentase
anggarannya
3. Salah mengambil kebijakan,
Maka ongkos yang harus dibayar pun sangat besar.
Sehingga diakui maupun tidak, pertimbangan mengambil langkah-langkah
penanggulangan dan penyelamatan ekonomi keluarga harus berdasarkan pada
kepentingan jangka panjang (long-term). Tidak menjadi persoalan ketika
pemerintah di bawah melanggar janji politiknya untuk harus sesuai target
anggaran pendidikan selama menggunakan pertimbangan rasional.
4. Citra politik pemerintah
Harus di depan masyarakat di Desa
Sabin ini bisa
baik dengan kebutuan pendidikan yang dimana mestinya masyarakat berpikirkan sesuai kebutuhan.
Sehingga para guru atau sejumlah elemen masyarakat yang ada
di desa ini menjadi tolak ukur suatu daerah. Mereka pun akan menstempel
pemerintah sebagai penyelenggara daerah yang tidak
konsisten akan tetapi itu adalah pilihan politik yang harus diambil apabila
pilihan-pilihan lainnya tidak ada. Ketika pemerintahan desa gagal mewujudkan
anggaran pendidikan maka itu harus diterima secara terbuka. Ini ibarat buah
yang harus ditelan kendaki pun tidak
enak rasanya. Bukan berarti pula, pemda tidak memiliki kehendak
dan kemauan politik sangat tinggi supaya anggaran pendidikan memiliki
persentase sangat besar bersamaan dengan ekonomi.
Hal tersebut terjadi karena pertimbangan-pertimbangan lain yang
lebih mendesak bagi penyelamatan daerah dan negara ini.
C. Dampak yang Ditimbulkan
oleh Rendahnya Ekonomi Keluarga.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan
berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap
produktivitas masyarakat. Pendidikan menjadikan Sumber Daya Manusia lebih cepat
mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena
itu, tidaklah heran apabila di desa Sabin yang memiliki
penduduk dengan tingkat pendidikan yang kurang akan mempengaruhi
tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun. Pendidikan sebagai hak
asasi individu anak bangsa telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 10 yang
menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan
ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam
Undang-undang.
Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa baik orangtua, masyarakat,
maupun pemerintah bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan (UU RI No. 2 tahun 2003:37). Jika anak hidup dalam keluarga
miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak
terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Dampak lain yang dibutuhkan
oleh rendahnya ekonomi keluarga adalah anak selalu dirundung kesedihan sehingga
anak merasa minder dengan teman lain, hal ini akan ikut mengganggu aktivitas
belajar anak. Kemapanan ekonomi ini sangat membantu siswa untuk melengkapi
sarana dan prasarana belajarnya sehingga proses belajarnya dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Di samping itu, persoalan ekonomi di
Desa Sabin juga dapat membantu sekolah untuk melengkapi sarana dan
prasarana belajar mengajar di sekolah melalui BP-3 maupun SPP siswa.
Sementara biaya pendidikan dewasa ini, kian hari kian
meningkat seiring dengan semakin meningkatnya berbagai kebutuhan, termasuk
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, ditambah semakin meningkatnya
biaya kebtuhan pokok sehari-hari.
Di sisi lain, daya beli masyarakat menjadi tidak terjangkau atau
semakin menurun. Oleh karena itu tidak diragukan bahwa betatapun sulitnya
perekonomian di Desa Sabin Kabupaten Pegunungan
Bintang, masalah pendidikan
bagi anak tetap mendapatkan perhatian dari masing-masing orangtua tetapi
di desa ini kurangnya lapangan kerja maupun pendapatan orang tua sangat kecil
maka untuk mau menyekolahkan anaknya susah di pikirkan oleh kedua orang tua. Karena mayoritas
orangtua murid termasuk orang-orang yang tahu dan mengerti tentang pendidikan,
terutama pendidikan terhadap anak itu kebanyakan
petani ubi kayu. Oleh karena itu mereka di samping bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, juga dituntut menyediakan biaya terhadap
pendidikan anak-anaknya. Walaupun diantara mereka terdapat keluarga yang
berekonomi pas-pasan (rendah).
Pendapatan orangtua mereka memang tidak sama perkapitanya, akan
tetapi rata-rata penghasilan orangtua mereka minimum Rp. 200.000,-/bulan, bahkan
ada yang lebih rendah. Dengan demikian, rata-rata penghasilan orangtua mereka
dalam setiap bulannya dapat dikatakan sebagai penghasilan yang sangat sederhana
namun ada pula penghasilan orang tua yang sangat rendah sehingga mereka tidak
mampu membiayai pendidikan anak-anaknya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rendahnya ekonomi keluarga
berdampak pada pemenuhan perlengkapan belajar siswa, misalnya pembelian buku
paket, dan kelengkapan lainnya baik di sekolah maupu di lingkungan keluarga
siswa. Di samping itu, rendahnya ekonomi keluarga dapat pula
berdampak pada kelanjutan pendidikan anak bahkan ada yang sampai putus sekolah
dan menjadi petani.
D Peranan Ekonomi Keluarga
dalam Relevansinya dengan Pendidikan.
Upaya perluasan dan persebaran kesempatan bagi anak-anak untuk
memperoleh pendidikan, khususnya pendidikan dasar menempati prioritas tertinggi
dalam perkembangan pendidikan nasional. Dipandang dari segi ekonomi dan sosial,
maka sistem pendidikan suatu daerah adalah alat yang
penting untuk melestarikan norma dan meningkatkan keterampilan masyarakat
secara berkelanjutan dan mepersiapkan masyarakat tadi bagi kebutuhan pembagunan
yang sedang berlangsung Dalam setiap langkah yang dilakukan untuk mencapai
tujuan pendidikan, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya
pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada suatu
upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan
bahwa tanpa biaya, proses pendidikan di sekolah dasar tidak akan
berjalan. Dalam upaya mengatasi problem ekonomi, orang harus melakukan
pendekatan yang realistis terhadap kehidupan manusia di muka bumi ini. Benar
bahwa seseorang mempunyai berbagai kebutuhan ekonomi selama masa hidupnya. Maka
tidak perlu membesar-besarkan bahwa hal itu sebagai problem besar dalam
kehidupan. Seseorang tidak harus hidup senang sendirian. Oleh karena
itu merupakan kesalahan besar baginya dan tidak sesuai kehidupan kita, nilai
etik dan moral kita, kebudayaan dan masyarakat, serta landasan ekonomi kita.
Namun problema kehidupan yang sulit untuk disembunyikan adalah pendanaan
pendidikan. Kebutuhan hidup berupa barang-barang mungkin saja tertahan untuk
dihadirkan di dalam rumah tangga, tetapi biaya pendidikan bagi anak merupakan
problema yang sulit disembunyikan. Lanjut tidaknya sang anak dalam menempuh
pendidikan baik di sekolah dasar maupun pada jenjang tingkat yang lebih tinggi
ditentukan oleh kemampuan ekonomi orangtua. Karena itu, dapat dipastikan bahwa kondisi
ekonomi keluarga di Desa Sabin sangat terkait dan
bahkan tidak terpisahkan bagi proses pendidikan anak. Keadaan ekonomi keluarga
erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan,
dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar berupa ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain, fasilitas
belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai ekonomi yang cukup,
tetapi jika keadaan ekonomi keluarga memperihatinkan maka anak akan merasa
tersisihkan atau terisolasi oleh teman-temamnya yang berekonomi cukup atau
kaya, sehingga belajar anak akan terganggu. Bahkan di
desa ini ondisi ekonomi orangtuanya berada di bawah standar rata-rata, maka
anakpun tidak akan memperhatikan kondisi belajarnya sebab ia akan ikut bekerja
dan mencari nafkah sebagai pembantu orangtuanya walaupun sebenarnya anak belum
saatnya untuk bekerja hal ini akan juga menggangu belajar anak.
Namun tidak dapat disangkal pula bahwa kemungkinan adanya
anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang
lemah, tetapi justru keadaan yang begitu mereka menjadikannya cambuk untuk
belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar. Sebaliknya, terkadang
pula keluarga yang kaya raya orangtua mempunyai kecenderungan
untuk memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang
dan berfoyah-foyah akibatnya anak kurang
dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal tersebut dapat
pula menggangu belajar anak bahkan dapat pula menyebabkan anak gagal dalam
pendidikan disebabkan kurang perhatiannya orangtua terhadap pendidikan
anak-anaknya. Oleh karena itu, relevansi antara pendidikan dan
ekonomi keluarga sangat erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Cita-cita masa depan seseorang tidak akan tercapai tanpa
pendidikan, sedangkan pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dana, sedang dana
sangat sulit tercapai tanpa pendidikan. Dengan demikian, antara pendidikan dan
kondisi ekonomi keluarga merupaka suatu lingkaran yang tak berujung serta tak
terpisahkan dan saling berkait satu sama lain.
E. Pengaruh Faktor Ekonomi Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
Sekolah Dasar Inpres. Sabin.
Dalam rangka mencapai prestasi belajar anak khususnya di sekolah
dasar Inpres Sabin sudah barang tentu harus ditunjang oleh
berbagai sarana dan media belajar terutama dalam rumah tangga. Namun demikian,
pemenuhan kebutuhan belajar anak harus ditunjang oleh kecukupan
dan kemantapan ekonomi keluarga. Ekonomi keluarga sangat
termasuk salah satu faktor keberhasilan dan kegagalan
pendidikan bagi anak. Faktor
biaya merupakan faktor faktor yang sangat penting karena belajar dan
kelangsungannya sangat memerlukan biaya”. Misalnya untuk membeli
alat-alat, uang sekolah dan biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan
merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan
dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan anak sehari-hari. Lebih-lebih keluarga
untuk dengan banyak anak, maka hal ini akan merasa lebih sulit lagi. Keluarga
yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, di
mana tempat belajar itu merupakan salah satu sarana terlaksananya belajar
secara efisien dan efektif.
Pembentukan pribadi dan
sebagainya. Upaya apapun yang dilakukan oleh para pengelola sekolah dalam
rangka menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien jika tidak
ditunjang oleh ekonomi keluarga pihak siswa (orangtua siswa), niscaya upaya itu
akan sia-sia. Misalnya, lengkapnya media belajar dan sarana mengajar
yang dimiliki oleh sebuah sekolah, akan tetapi sarana belajar siswa di rumah
kurang memadai, maka mungkin hanya proses mengajar saja yang efektif dan
efisien, tetapi proses belajar terutama belajar mandiri di rumah tidak seperti
apa yang diharapkan. Paradigma ini menunjukkan bahwa masalah ekonomi dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar siswa baik di sekolah maupun di rumah.
G. Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan
Ekonomi Keluarga. Masalah ekonomi merupakan suatu persoalan yang sangat kompleks dan
senantiasa menjadi perbincangan di setiap kalangan masyarakat maupun
pemerintah. Di satu pihak, mana pun ia merupakan suatu upaya
yang berhasrat untuk secara langsung meningtkatkan kemakmuran ekonomi rakyat,
tapi di pihak lain ia juga memiliki tanggungjawab untuk membangun sistem
perekonomian sebagai bagian integral dan upaya peningkatan kemakmuran ekonomi
rakyat tersebut.
Ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor penentu berhasil
tidaknya studi seseorang anak, karena persediaan sarana dan prasarana belajar
dapat terpenuhi apabila tingkat perekonomian keluarga cukup memadai. Semakin
tinggi taraf ekonomi keluarga seorang anak akan semakin mudah baginya
melengkapi segala kebutuhan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah,
terutama biaya pendidikan karena semakin tinggi pendidikan semakin yang
ditempuh seseorang akan semain tinggi pula biaya yang dibutuhkan. Berbagai cara
yang ditempuh dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarga. Antara lain
adalah berusaha atau bekerja baik pekerjaannya itu dengan cara berniaga,
pegawai swasta ataupun pegawai negeri. Namun yang terpenting adalah usaha yang
dilakukan oleh setiap keluarga adalah penghasilan yang mereka peroleh dalam
memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan pembiayaan pendidikan anak mereka adalah
penghasilan yang layak. Pendanaan pendidikan, walaupun mendapat
bantuan dari pemerintah tetapi hal itu jauh dari yang cukup sehingga untuk
menjadikan anak sebagai manusia yang berkualitas maka pendidikannya harus
dijamin dan didanai.
Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuann yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif, baik secara kolektif maupun individual
biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
lingkungan keluarga dan ekonomi sosial memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap perkembangan prestasi belajar siswa di sekolah Dasar,
karena keluarga merupakan pendidikan sebagai pondasi bagi
perkembangan siswa selanjutnya. Selain itu juga siswa
banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga. Dengan
demikian baik buruknya kondisi lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Disamping itu bimbingan dan penyuluhan juga
memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
yaitu membantu siswa agar dapat memecahkan masalah-masalah belajar.
Masalah-masalah belajar secara terinci yang kerap kali di alami siswa antara
lain kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajara, guru tata tertib, lingkungan
sekolah, dan sebagainya. Oleh karena itu agar tujuan bimbingan dan penyuluhan
dapat tercapai maka harus ada kerjasama yang baik anatara pihak
sekolah, orang tua dan siswa itu sendiri.
B. Solusi Pendidikan Agar Lebih Maju
1. Dengan meningkatkan dan memperbanyak lapangan pekerjaan, karena
dengan meningkatnya lapangan pekerjaan berarti secara tak langsung akan
menguatkan ekonomi dalam keluarga. Dengan kuatnya perekonomian keluarga maka
akan mempunyai daya beli, salah satunya bisa menyekolahkan anak-anaknya
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tugas pemerintah adalah nmenyediakan
lapangan kerja dengan berbagai
kegiatan untuk mendukung orangtua siswa agar bisa dapat menyekolahkan
anaknya. Dan juga memperbaiki krisis ekonomi dan global yang
terjadi dengan cara menciptakan suasana aman di dalam daerah dan membuat
percaya agar para orangtua bisa merasa aman
dengan mendapatkan pekerjaan untuk menyekolahkan
anak.
Dan yang paling penting adalah memperkuat
perekonomian di suatu daerah atau negara. Karena dengan kuatnya
perekonomian negara maka akan semakin besar anggaran
pendidikan yang akan dikeluarkan. Karena dengan pendidikan akan mencetak
calon-calon pemimpin bangsa yang nantinya akan meneruskan perjuangan bangsa ini
agar bisa bersaing dengan negara lain.
Upaya yang Dilakukan
untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga.
Masalah ekonomi merupakan suatu persoalan yang sangat kompleks dan
senantiasa menjadi perbincangan di setiap kalangan masyarakat maupun
pemerintah. Di satu pihak, ia merupakan suatu upaya yang berhasrat untuk secara
langsung meningtkatkan kemakmuran ekonomi rakyat, tapi di pihak lain ia juga
memiliki tanggungjawab untuk membangun sistem perekonomian sebagai bagian
integral dan upaya peningkatan kemakmuran ekonomi rakyat tersebut.
Ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor penentu berhasil
tidaknya studi seseorang anak, karena persediaan sarana dan prasarana belajar
dapat terpenuhi apabila tingkat perekonomian keluarga cukup memadai. Semakin
tinggi taraf ekonomi keluarga seorang anak akan semakin mudah baginya
melengkapi segala kebutuhan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah,
terutama biaya pendidikan karena semakin tinggi pendidikan semakin yang
ditempuh seseorang akan semain tinggi pula biaya yang dibutuhkan.
Berbagai cara yang ditempuh dalam rangka meningkatkan perekonomian
keluarga. Antara lain adalah berusaha atau bekerja baik pekerjaannya itu dengan
cara berniaga, pegawai swasta ataupun pegawai negeri. Namun yang terpenting
adalah usaha yang dilakukan oleh setiap keluarga adalah penghasilan yang mereka
peroleh dalam memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan pembiayaan pendidikan anak
mereka adalah penghasilan yang layak.
Pendanaan pendidikan, walaupun mendapat bantuan dari pemerintah
tetapi hal itu jauh dari yang cukup sehingga untuk menjadikan anak sebagai
manusia yang berkualitas maka pendidikannya harus dijamin dan didanai. Dalam
setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuann yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, baik secara kolektif maupun individual biaya
pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan.
Oleh karena itu, pembiayaan pendidikan ini di samping sebagian
merupakan tanggungjawab negara, juga menjadi tanggugjawab pihak keluarga. Jadi,
peningkatan taraf ekonomi keluarga dengan sendirinya harus diupayakan atau
ditingkatkan sehingga keluarga mampu membiayai pendidikan anak (Anwar. M.I.,
1991:24). Usaha-usaha yang dilakukan dalam kerangka meningkatkan taraf
perekonomian keluarga antara lain bekerja mencari nafkah, baik pekerjaan itu
sebagai pekerja swasta ataupun negeri, berniaga dan sebagainya yang penting
pekerjaan atau usaha yang dilakukan adalah halal.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Pendidikan merupakan usaha dan tanggung jawab bersama baik
sekolah, orang tua, dan masyarakat, oleh karenaitu penanganannya pun tidak
dapat dibebankan kepada salah satu pihak. Pihak sekolah khususnya,
henakdnya memberikan pelayanan yang baik bagi para siswanya. Guru
sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas
adalah yang lebih bagi para siswanya. Dikelas adalah yang lebih baik mengetahui
perkembangan belajar siswa dan orang yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi
siswa.
Dengan pemahaman dan posisi tersebut, guru dapat membantu
siswa dengan menciptakan atau menggunakan strategi yang mendorong siswa untuk
dapat merelisasikan kemampuannya masing-masing.
Selain itu juga hal-hal yang tak kalah penting yang perlu
dilakukan oleh pihak sekolah terutama guru adalah sebagai berikut :
a. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pihaksekolah
sebaiknya melibatkan keluarga siswa, disamping itu berusaha untuk mengungkapkan
lebih jauh ptestasi belajar yang dicapai siswa dengan segala permasalahannya
yang berkaiatan dengan kesulitan belajar di rumah.
b. Memberikan pengajaran remedial dan jam tambahan (les)
c. Membentuk kelompok belajar dengan pengawasan guru
d. Menggunakan metode belajar yang bervariasi dengan harapan siswa
dapat mengembangkan aktivitas dan kreatif dalam belajarnya.
2. Bagi Orang Tua
Dengan adanya pengaruhnya kesulitan belajar di rumah terhadap
prestasi belajar siswa, maka jelaslah betapa pentingnya bimbingan keluarga
kepada siswa yang menghadapi kesulitan dalam belajarnya. Ada beberapa
alternatif usaha yang dapat dilaksanakan oleh keluarga adalah :
a. Memberikan perhatian dan menciptakan suasana lingkungan rumah
yang nyaman untuk belajar
b. Menyediakan perhatian dan menciptakan fasilitas belajar yang
mendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan belajar, misalnya waktu, tempat
dan perlengkapan.
c. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah khususnya guru kelas
untuk mengawasi perkembangan belajar anak di berbagai mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pidarta, Made. 2007.
Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia). Jakarta: PT. Rineka Cipta
2. Satmoko, Retno
Sriningsih. 1999. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan
Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
3. Prof DR. H. ABIN
SYAMSUDIN MAKNUN. (2003). Psikologi Pendidikan ROSDA
4. RACMAN ABROR (1983)
Psikologi Pendidikan Tiara Wacana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini