Selasa, 17 September 2013

PENGUMPULAN DATA



BAB 6
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Pengertian Data
        Data adalah keterangan atau bahan yang benar dan nyata tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis dan kesimpulan).
Menurut sifatnya data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif, misalnya jenis kelamin, agama, etnis, warna dan lain-lain, dan data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka, baik dari hasil penghitungan maupun hasil pengukuran. Contoh hasil penghitungan misalnya data jumlah penduduk, jumlah karyawan, jumlah pengrajin dll., sedangkan data hasil pengukuran misalnya data tinggi, berat, suhu, jarak dll.
        Apabila dilihat dari sumbernya data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengguna sendiri, sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari data yang dikumpulkan oleh pihak lain (lembaga atau badan), misalnya data yang diperoleh dari majalah, jurnal, atau yang diterbitkan oleh lembaga pengumpul data.

B. Teknik Pengumpulan Data
Macam-macam teknik pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes.
1.    Tes
Alat yang digunakan adalah tes/soal tes. Tes  dibedakan menjadi dua yaitu :
a.    Tes buatan guru : disusun oleh guru dengan prosedur tertentu
b.    Tes terstandar (standardized test) : tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing.
Untuk mengatasi kecondongan (bias) hasil yang diperoleh tes, maka disarankan:
a.    Memberikan kesempatan berlatih kepada tester (orang yang melaksanakan tes)
b.    Menggunakan tester lebih dari 1 orang, kemudian hasilnya dibandingkan.
c.    Melengkapi instrumen tes dengan manual (pedoman pelaksanaan) selengkap dan sejelas mungkin.
d.     Menciptakan situasi tes sedemikian rupa sehingga membantu testee (orang yang mengerjakan tes) tidak mudah terganggu oleh lingkungan.
e.      Memilih situasi tes sebaik-baiknya.
f.      Perlu menciptakan kerjasama yang baik dan rasa saling percaya antara tester dan testee.
g.     Menentukan waktu untuk mengerjakan tes secara tepat, baik ketetepan pelaksanaan maupun lamanya.
h.     Memperoleh ijin dari atasan apabila tes tersebut dilaksanakan di sekolah maupun kantor-kantor.
2.    Non Tes
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan non tes ada beberapa macam, yaitu :
a.         Teknik Kuesioner atau angket
             Kuesioner dapat dibedakan menjadi dua, yaitu  kuesioner yang bernama dan anonium atau tidak bernama. Yang dimaksud kuesioner bernama adalah kuesioner yang ada mencantumkan nama responden, sedangkan kuesioner anonim adalah kuesioner yang tidak mencantumkan nama responden.
  Jenis kuesioner anonim mempunyai kelemahan antara lain :
1).  Sukar ditelusur apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden kurang memahami maksud item.
2). Tidak mungkin mengadakan analisa lebih lanjut apabila peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang diperlukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya kuesioner diberi nama adalah :
a.      Tingkat kematangan responden.
b.     Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban.
c.      Jumlah responden kuesioner.
d.     Prosedur atau teknik yang akan diambil pada waktu menganalisa data.

Prosedur atau langkah-langkah penyusunan kuesioner:
1).  Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2).  Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3).  Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4).  Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik  
      analisanya.
          
b.   Teknik interviu/wawancara
Teknik interviu atau wawancara yaitu teknik pegumpulan data dengan melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada responden.
Teknik wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Wawancara bebas dilakukan oleh peneliti secara bebas tanpa menggunakan pedoman wawancara. Wawancara bebas basa dilakukan oleh peneliti yang sudah banyak pengalaman. Sedangkan wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara berupa daftar yang akan ditanyakan kepada responden.
Fungsi pedoman wawancara adalah :
a.    Agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggal.
b.    Agar pencatatannya lebih cepat.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
a.    Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
b.    Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.

Aturan- aturan interviu/ wawancara :
a.    Adakanlah cara pendekatan yang berangsur-angsur dengan mengembangkan simpati dan persamaan dengan mengadakan hubungan yang ramah.
b.    Berusahalah supaya orang yang ditanyai merasa senang dan suka bicara.
c.    Berikanlah kesempatan kepadanya untuk menyelesaikan dahulu ceritanya.
d.   Berusahalah dengan sungguh-sungguh agar semua pertanyaan-pertanyaan dirumuskan  
    sedemikian rupa agar mudah dipahami maksudnya.
e.    Berkelakuanlah secara jujur dan terus terang.
f.     Dengarlah dengan sabar tetapi juga secara kritis.
g.    Hindarkanlah untuk berlagak seperti guru.
h.    Janganlah memberi nasehat atau petunjuk-petunjuk moral.
i.      Janganlah berdebat dengan orang yanga ditanyai.
j.      Dengarkan apa yang dia katakan, tetapi juga melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang tidak dikatakan.
k.    Jangan mendesak responden.

Perbedaan antara teknik kuesioner dan teknik wawancara dapat diilustrasikan seperti nampak pada tabel berikut.

Perbedaan Teknik Kuesioner dan Teknik Wawancara

Kuesioner
Wawancara
Informasi terbatas kecuali open-ended.
Informasi luas: jawaban interaksi dan nuansa.
Masal dan serentak.
Terbatas, satu persatu.
Waktu dan tenaga terbatas, cakupan lebih besar.
Cakupan lebih sedikit.
Ada keseragaman dalam isi, urutan kata dan kalimat pertanyaan.
Keseragaman sulit, pendapat penanya dapat masuk.
Jawaban kurang spontan, diolah agar “pantas”.
Jawaban spontan, apa adanya.
Lebih formal, hanya mendapatkan sesuatu hal yang netral dan umum.
Lebih informal, mendalam, dapat emosi atau sentimen.
Tidak ada tenggang rasa.
Ada tenggang rasa.
Tidak dapat  digunakan untuk buta huruf.
Dapat digunakan untuk segala kondisi.
Harapan untuk  kembali seluruhnya relatf kecil
Harapan kembali seluruhnya relatif  besar.

c.  Teknik observasi/pengamatan
Mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Latihan untuk pengamat melalui dua tahap yaitu ;
1)      Tahap pertama : Mendiskusikan format observasi, menjelaskan dengan contoh-contoh kejadian dan gerak untuk setiap item, memahami apa yang harus diamati dan bagaimana cara membuat catatan.
2)                   Tahap kedua : Latihan mengamati dan sekaligus mencatat.

d.  Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dsb. Yang terdokumentasi.

C.    Menentukan Instrumen Penelitian
            Kualitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Kualitas data tergantung dari kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pada dasarnya terdapat dua kategori instrumen yang digunakan dalam penelitian, yakni:
a.      Instrumen digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang keadaan objek atau proses yang diteliti.
b.     Instrumen digunakan untuk mengontrol objek atau proses yang diteliti.
Data atau kondisi objek atau spesifikasi proses yang diukur dapat diulangi dengan menggunakan dua instrumen tersebut.
Untuk beberapa teknik pengumpulan data, kebetulan nama instrumennya sama dengan nama tekniknya seperti nampak pada tabel berikut





Penentuan Instrumen Pengumplan Data Penelitian:

No
Teknik Pengumpulan Data
Insrumen
1
Teknik tes
tes atau soal tes.
2
Teknik non tes:
a.    Teknik kuesioner
b.    Teknik wawancara
c.    Teknik observasi
d.   Teknik dokumentasi

Kuesioner atau angket
Pedoman wawancara dan atau check list
Pedoma observasi dan  atau check list
Pedoman dokumentasi atau chek list

      Prinsip pemilihan instrumen pengumpulan data penelitian adalah memahami sepenuhnya tujuan penelitian. Kadang terjadi, bahwa tujuan penelitian ditentukan oleh instrumen yang tersedia yang  dianggap canggih. Hal ini harus dihindari karena instrumen canggih tidak selalu baik dan cocok dengan tujuan penelitian.
            Pedoman umum dalam pemilihan instrumen, terutama bagi peneliti pemula adalah sebagai berikut:
a.                     Pakailah instrumen seperti yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu.
b.      Buatlah daftar instrumen yang tersedia, kemudian kategorikan tiap-tiap instrument sesuai dengan input yang diperlukan dan output yang diperoleh, baru dipilih yang sesuai.
Yang harus dipertimbangkan dalam penentuan instrument penelitian
a.            Kesesuaian instrument penelitian dengan topik penelitian.
b.            Banyak sedikitnya  jumlah respondennya.
c.            Banyak sedikitnya  biaya/dana yang tersedia.
d.           Jauh dekatnya lokasi penelitian .
e.            Banyak sedikitnya jumlah tenaga peneliti yang dibutuhkan.

D.   Menyusun Kuesioner
      1.  Pengertian
Teknik kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, kuesioner (kuesioner) disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab atau yang diselidiki), terutama pada penelitian survai. Tujuan dilakukan kuesioner ialah :
a.       Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
b.      Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak.

2.      Komponen Inti Kuesioner
Emory (1995) dalam bukunya Husein Umar ( 2005) mengatakan bahwa ada 4 komponen inti dari sebuah kuesioner. Keempat komponen itu adalah :
a.       adanya subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.
b.      adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.
c.       adanya petunjuk pengisian kuesioner, yang mana petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti dan tidak bias.
d.      adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban. Dalam membuat pertanyaan ini jangan dilupakan isian untuk identitas responden.

3.      Macam-macam kuesioner
a.       Menurut prosedurnya.
1)      Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh responden.
2)      Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang dikirim kepada seseorang untuk mencari informasi (keterangan ) tentang orang lain.
b.      Menurut jenis penyusun itemnya dapat dibedakan :
1)      Kuesioner tipe isian, yaitu kuesioner yang harus dijawab oelh responden dengan mengisi format titik-titik pada tiap pertanyaan, kuesioner tipe isian menurut bentuknya dapat dibedakan lagi menjadi :
a)   Kuesioner terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang dipertanyakan.
Contoh :
Menurut pendapat ibu apakah masalah yang dihadapi  bagi wanita di pedesaan di Indonesia?
Jawab: ....................................................................................................................................................................................................................................
b)   Kuesioner tipe tertutup, yaitu kuesioner yang jawabannya sudah ditentukan opsinya terlebih dahulu dan responden menjawab dengan memilih salah satu opsi jawaban yang tersedia.
Contoh pertanyaan:
1. Menurut pendapat ibu, apakah pemberlakuan ujian nasional bagi sekolah di Indonesia memenuhi rasa keadialan?.
Jawab :
a.     ya, memenuhi rasa keadilan
b.     Tidak memenuhi rasa keadilan.
2.    Pemberlakuan ujian nasional bagi sekolah di Indonesia memenuhi rasa keadialan.
Jawab :
a. Sangat setuju
b. Setuju.
c. ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju.
3.      Langkah-langkah Penyusunan Kuesioner
a.    Menentukan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian, variabel tercemin dalam judul penelitian.
b.    Variabel tersebut dijabarkan dalam bentuk subvariabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
c.    Menjabarkan subvariabel dalam bentuk indikator-indikator.
d.   Menjabarkan indikator-indikator dalam bentuk subindikator .
e.    Membuat pertanyaan dari indikator maupun subindikator. Tiap indikator maupun subindikator bisa dibuat lebih dari satu pertanyaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda disini