BAB 6
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
A. Pengertian Data
Data adalah keterangan atau bahan yang
benar dan nyata tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis
dan kesimpulan).
Menurut sifatnya data dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif, misalnya jenis kelamin, agama,
etnis, warna dan lain-lain, dan data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka,
baik dari hasil penghitungan maupun hasil pengukuran. Contoh hasil penghitungan
misalnya data jumlah penduduk, jumlah karyawan, jumlah pengrajin dll.,
sedangkan data hasil pengukuran misalnya data tinggi, berat, suhu, jarak dll.
Apabila dilihat dari sumbernya data
dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang dikumpulkan oleh pengguna sendiri, sedangkan data sekunder adalah data
yang diambil dari data yang dikumpulkan oleh pihak lain (lembaga atau badan),
misalnya data yang diperoleh dari majalah, jurnal, atau yang diterbitkan oleh
lembaga pengumpul data.
B. Teknik Pengumpulan Data
Macam-macam teknik pengumpulan
data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes.
1.
Tes
Alat
yang digunakan adalah tes/soal tes. Tes
dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Tes buatan guru :
disusun oleh guru dengan prosedur tertentu
b.
Tes
terstandar (standardized test) : tes
yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing.
Untuk mengatasi
kecondongan (bias) hasil yang
diperoleh tes, maka disarankan:
a.
Memberikan
kesempatan berlatih kepada tester (orang yang melaksanakan tes)
b.
Menggunakan tester
lebih dari 1 orang, kemudian hasilnya dibandingkan.
c.
Melengkapi
instrumen tes dengan manual (pedoman pelaksanaan) selengkap dan sejelas
mungkin.
d.
Menciptakan situasi
tes sedemikian rupa sehingga membantu testee (orang yang mengerjakan tes) tidak
mudah terganggu oleh lingkungan.
e.
Memilih
situasi tes sebaik-baiknya.
f.
Perlu
menciptakan kerjasama yang baik dan rasa saling percaya antara tester dan
testee.
g.
Menentukan waktu
untuk mengerjakan tes secara tepat, baik ketetepan pelaksanaan maupun lamanya.
h.
Memperoleh
ijin dari atasan apabila tes tersebut dilaksanakan di sekolah maupun
kantor-kantor.
2.
Non
Tes
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan non tes ada
beberapa macam, yaitu :
a.
Teknik
Kuesioner atau angket
Kuesioner dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kuesioner yang bernama dan anonium atau tidak
bernama. Yang dimaksud kuesioner bernama adalah kuesioner yang ada mencantumkan
nama responden, sedangkan kuesioner anonim adalah kuesioner yang tidak
mencantumkan nama responden.
Jenis kuesioner
anonim mempunyai kelemahan antara lain :
1). Sukar
ditelusur apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden
kurang memahami maksud item.
2). Tidak mungkin mengadakan analisa lebih lanjut apabila
peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang diperlukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya kuesioner
diberi nama adalah :
a.
Tingkat
kematangan responden.
b.
Tingkat subjektivitas
item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban.
c.
Jumlah
responden kuesioner.
d.
Prosedur
atau teknik yang akan diambil pada waktu menganalisa data.
Prosedur atau
langkah-langkah penyusunan kuesioner:
1). Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2). Mengidentifikasikan
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3). Menjabarkan
setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4). Menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik
analisanya.
b. Teknik
interviu/wawancara
Teknik interviu atau wawancara yaitu teknik pegumpulan
data dengan melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada responden.
Teknik wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Wawancara bebas dilakukan oleh
peneliti secara bebas tanpa menggunakan pedoman wawancara. Wawancara bebas basa
dilakukan oleh peneliti yang sudah banyak pengalaman. Sedangkan wawancara
terstruktur dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara berupa daftar yang
akan ditanyakan kepada responden.
Fungsi pedoman wawancara adalah :
a.
Agar tidak ada
pokok-pokok yang tertinggal.
b.
Agar
pencatatannya lebih cepat.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman
wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
Aturan-
aturan interviu/ wawancara :
a.
Adakanlah cara
pendekatan yang berangsur-angsur dengan mengembangkan simpati dan persamaan
dengan mengadakan hubungan yang ramah.
b.
Berusahalah supaya
orang yang ditanyai merasa senang dan suka bicara.
c.
Berikanlah
kesempatan kepadanya untuk menyelesaikan dahulu ceritanya.
d.
Berusahalah dengan
sungguh-sungguh agar semua pertanyaan-pertanyaan dirumuskan
sedemikian rupa agar mudah dipahami
maksudnya.
e.
Berkelakuanlah
secara jujur dan terus terang.
f.
Dengarlah dengan
sabar tetapi juga secara kritis.
g.
Hindarkanlah untuk
berlagak seperti guru.
h.
Janganlah memberi
nasehat atau petunjuk-petunjuk moral.
i.
Janganlah berdebat
dengan orang yanga ditanyai.
j.
Dengarkan apa yang
dia katakan, tetapi juga melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang tidak
dikatakan.
k. Jangan mendesak responden.
Perbedaan antara teknik kuesioner dan teknik wawancara dapat
diilustrasikan seperti nampak pada tabel berikut.
Perbedaan
Teknik Kuesioner dan Teknik Wawancara
Kuesioner
|
Wawancara
|
Informasi
terbatas kecuali open-ended.
|
Informasi
luas: jawaban interaksi dan nuansa.
|
Masal
dan serentak.
|
Terbatas,
satu persatu.
|
Waktu dan tenaga terbatas, cakupan lebih besar.
|
Cakupan
lebih sedikit.
|
Ada
keseragaman dalam isi, urutan kata dan kalimat pertanyaan.
|
Keseragaman sulit, pendapat penanya dapat masuk.
|
Jawaban kurang spontan, diolah agar “pantas”.
|
Jawaban
spontan, apa adanya.
|
Lebih formal, hanya mendapatkan sesuatu hal yang netral
dan umum.
|
Lebih
informal, mendalam, dapat emosi atau sentimen.
|
Tidak
ada tenggang rasa.
|
Ada tenggang rasa.
|
Tidak dapat digunakan untuk buta huruf.
|
Dapat
digunakan untuk segala kondisi.
|
Harapan
untuk kembali seluruhnya relatf kecil
|
Harapan
kembali seluruhnya relatif besar.
|
c. Teknik observasi/pengamatan
Mengamati adalah
menatap kejadian, gerak atau proses. Latihan
untuk pengamat melalui dua tahap yaitu ;
1)
Tahap
pertama : Mendiskusikan format observasi, menjelaskan dengan contoh-contoh
kejadian dan gerak untuk setiap item, memahami apa yang harus diamati dan
bagaimana cara membuat catatan.
2)
Tahap
kedua : Latihan mengamati dan sekaligus mencatat.
d. Teknik Dokumentasi
Teknik
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, dsb. Yang terdokumentasi.
C. Menentukan Instrumen Penelitian
Kualitas data sangat menentukan kualitas
penelitian. Kualitas data tergantung dari kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pada dasarnya terdapat dua kategori instrumen yang
digunakan dalam penelitian, yakni:
a.
Instrumen digunakan
untuk memperoleh informasi atau data tentang keadaan objek atau proses yang
diteliti.
b.
Instrumen digunakan
untuk mengontrol objek atau proses yang diteliti.
Data atau kondisi objek atau spesifikasi proses yang diukur dapat diulangi
dengan menggunakan dua instrumen tersebut.
Untuk beberapa teknik pengumpulan data, kebetulan nama
instrumennya sama dengan nama tekniknya seperti nampak pada tabel berikut
Penentuan Instrumen Pengumplan Data Penelitian:
No
|
Teknik Pengumpulan Data
|
Insrumen
|
1
|
Teknik tes
|
tes atau soal tes.
|
2
|
Teknik non tes:
a.
Teknik kuesioner
b.
Teknik wawancara
c.
Teknik observasi
d.
Teknik dokumentasi
|
Kuesioner atau angket
Pedoman wawancara dan atau check list
Pedoma observasi dan
atau check list
Pedoman dokumentasi atau chek list
|
Prinsip pemilihan instrumen pengumpulan data penelitian adalah memahami
sepenuhnya tujuan penelitian. Kadang terjadi, bahwa tujuan penelitian
ditentukan oleh instrumen yang tersedia yang
dianggap canggih. Hal ini harus
dihindari karena instrumen canggih tidak selalu baik dan cocok dengan tujuan
penelitian.
Pedoman umum dalam pemilihan instrumen, terutama bagi peneliti
pemula adalah sebagai berikut:
a.
Pakailah
instrumen seperti yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu.
b.
Buatlah
daftar instrumen yang tersedia, kemudian kategorikan tiap-tiap instrument sesuai
dengan input yang diperlukan dan output yang diperoleh, baru dipilih yang
sesuai.
Yang harus dipertimbangkan dalam penentuan instrument penelitian
a.
Kesesuaian
instrument penelitian dengan topik penelitian.
b.
Banyak
sedikitnya jumlah respondennya.
c.
Banyak
sedikitnya biaya/dana yang tersedia.
d.
Jauh dekatnya
lokasi penelitian .
e.
Banyak sedikitnya
jumlah tenaga peneliti yang dibutuhkan.
D.
Menyusun
Kuesioner
1.
Pengertian
Teknik
kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai
sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data,
kuesioner (kuesioner) disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab
atau yang diselidiki), terutama pada penelitian survai. Tujuan dilakukan kuesioner ialah :
a.
Memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
b. Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara
serentak.
2.
Komponen Inti Kuesioner
Emory (1995)
dalam bukunya Husein Umar ( 2005) mengatakan bahwa ada 4 komponen inti dari
sebuah kuesioner. Keempat komponen itu adalah :
a.
adanya
subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.
b.
adanya
ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta
mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.
c.
adanya
petunjuk pengisian kuesioner, yang mana petunjuk yang tersedia harus mudah
dimengerti dan tidak bias.
d.
adanya pertanyaan
maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban. Dalam membuat
pertanyaan ini jangan dilupakan isian untuk identitas responden.
3.
Macam-macam kuesioner
a.
Menurut
prosedurnya.
1)
Kuesioner
langsung, yaitu kuesioner yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh responden.
2)
Kuesioner
tidak langsung, yaitu kuesioner yang dikirim kepada seseorang untuk mencari
informasi (keterangan ) tentang orang lain.
b.
Menurut
jenis penyusun itemnya dapat dibedakan :
1)
Kuesioner
tipe isian, yaitu kuesioner yang harus dijawab oelh responden dengan mengisi
format titik-titik pada tiap pertanyaan, kuesioner tipe isian menurut bentuknya
dapat dibedakan lagi menjadi :
a)
Kuesioner
terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang dipertanyakan.
Contoh :
Menurut pendapat
ibu apakah masalah yang dihadapi bagi
wanita di pedesaan di Indonesia?
Jawab:
....................................................................................................................................................................................................................................
b)
Kuesioner
tipe tertutup, yaitu kuesioner yang jawabannya sudah ditentukan opsinya
terlebih dahulu dan responden menjawab dengan memilih salah satu opsi jawaban
yang tersedia.
Contoh
pertanyaan:
1.
Menurut pendapat ibu, apakah pemberlakuan ujian nasional bagi sekolah di Indonesia
memenuhi rasa keadialan?.
Jawab :
a.
ya, memenuhi rasa keadilan
b.
Tidak memenuhi rasa keadilan.
2. Pemberlakuan ujian nasional bagi sekolah di Indonesia
memenuhi rasa keadialan.
Jawab :
a. Sangat setuju
b. Setuju.
c. ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju.
3.
Langkah-langkah Penyusunan Kuesioner
a.
Menentukan variabel-variabel yang dipakai dalam
penelitian, variabel tercemin dalam judul penelitian.
b.
Variabel tersebut dijabarkan dalam bentuk
subvariabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.
c. Menjabarkan subvariabel dalam
bentuk indikator-indikator.
d. Menjabarkan indikator-indikator
dalam bentuk subindikator .
e. Membuat pertanyaan dari
indikator maupun subindikator. Tiap indikator maupun subindikator bisa dibuat
lebih dari satu pertanyaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini