BAB 2
MASALAH
PENELIT1AN
A. Hakekat Masalah Penelitian
Setiap persoalan memerlukan pemecahan
atau perlu dicari jawabnya. Untuk menjawab masalah tersebut diperlukan
pengetahuan, baik pengetahuan yang bersumber dari pengalalaman, berpikir deduktif,
berpikir induktif, berpikir dengan
pendekatan ilmiah, maupun melalui penelitian ilmiah. Karena ragamnya persoalan maka menyebabkan beragam
pula cara pemecahannya. Persoalan yang dihadapi seorang guru mengapa beberapa
muridnya tidak berseragam sekolah, maka untuk memperoleh jawabnya mungkin cukup
menanyakannya kepada murid yang tidak seragam, atau mengapa pada suatu hari ada
sebanyak lima murid tidak masuk sekolah, maka jawabnya mungkin dapat diperoleh
dari teman terdekat yang masuk sekolah atau menunggu informasi sampai esok hari.
Seorang pelanggan harian Kompas mengeluh mengapa sampai siang hari koran yang
ditunggu-tunggu belum datang. Jawabnya dapat dicari misalnya dengan bertanya
kepada tetangga sesama pelanggan, atau menunggu sampai loper koran datang. Manajer
perusahaan mengeluh mengapa listrik dari PLN sering mati alias byar-pet, untuk
mendapatkan jawabnya cukup dengan menelpon kantor PLN terdekat. Persoalan
semacam itu bukanlah masalah penelitian karena untuk memperoleh jawabnya tidak
perlu penelitian ilmiah.
Coba
perhatikan contoh persoalan yang berikut. Seorang guru merasa ragu metode
mengajar mana yang seharusnya diterapkan agar dapat mengangkat prestasi belajar
siswa. Untuk memperoleh jawabannya guru dapat mengadakan percobaan (ekspenimen)
, yaitu dengan mencobakan beberapa metode mengajar termasuk metode mengajar
yang sedang diterapkan, kemudian mengukur prestasi belajarnya. Langkah
selanjutnya menganalisis prestasi belajar akibat dari berbagai metode mengajar
tersebut untuk mengetahui mana yang paling efektif. Seorang manajer perusahaan
meragukan apakah tes minat untuk perekrutan karyawan berpengaruh terhadap
prestasi kerja/ produktivitas kerja. Untuk memperoieh jawabnya manajer megumpulkan
data mengenai hasil tes minat dan produktivitas seluruh karyawan perusahaan. Berdasarkan
data tersebut kemudian dilakukan analisis korelasi antara tes minat dan
produktivtas karyawan. Seorang pimpinan surat kabar mempertanyakan mengapa iklan
yang disediakan hanya terisi 30 persen. Untuk memperoleh jawabannya pimpinan
harian tersebut mengadakan survai kepada pemilik/ manajer perusahaan pemasang
iklan. Pemeriksa keuangan perusahaan menaruh perhatian terhadap keamanan harta perusahaan
dari kebocoran-kebocoran, kemudian mengumpulkan dokumen-dokumen pembukuan untuk
diuji apakah sistem akuntansi telah terapkan secara efektif. Semua persoalan di
atas untuk memperoleh jawabnya perlu penelitian ilmiah. Oleh karena itu masalah-masalah
tersebut merupakan masalah penelitian.
Penelitian
ilmiah menerapkan cara/ metode berpikir ilmiah dalam memperoleh jawaban atas
persoalan. Tetapi cara/ metode itu sendiri bukan penelitian ilmiah. Metode
ilmiah tidak selalu mengikuti 1angkah-langkah / prosedur yang bersifat formal,
sedangkan penelitian ilmiah taat pada langkah-langkah/ prosedur yang ketat dan
formal. Dalam penelitian ilmiah perlu perencanaan penelitian yang memuat latar
belakang, perumusan masalah, kajian pustaka, langkah-1angkah penelitian, jadwal
kegiatan penelitian, anggaran pene1itian. Pelaksanaan penelitiaan mengikuti perencanaan yang
telah ditetapkan. Pada akhir penelitian disusun laporan penelitian. Dari uraian
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah penelitian adalah suatu masalah
yang jawabnya masih harus dicari melalui kegiatan penelitian ilmiah.
Sumber Masalah Penelitian
Para mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam
menentukan masalah
penelitian yang memiliki arti penting bagi
pengembangan ilmu pengetahuan atau kesejahteraan manusia. Pada hal masalah penelitian
rnerupakan komponen penelitian yang vital. Masalah penelitian yang baik akan
memberi petunjuk, bimbingan dalam menentukan langkah-langkah penelitian ilmiah,
menentukan subjek-objek penelitian, menentukan teknik pengumpulan data, menganalisis
data, menarik kesimpulan serta memberikan rekomendasi kepada pembaca. Masalah penelitian juga mengarahkan
peneliti untuk
membaca literatur yang relevan. Masalah penelitian dapat digali melalui sumber-sumber sebagai berikut.
membaca literatur yang relevan. Masalah penelitian dapat digali melalui sumber-sumber sebagai berikut.
1. Pengalaman
Masalah penelitian dapat digali
dari pengalanan paneliti sendiri maupun
pangalaman orang lain dalam menjalankan profesinya.
Setiap orang memiliki
pengalaman dihadapkan pada suatu persoalan, seperti persoalan yang dihadapi oleh
guru , manajer perusahaan , atau manajer harian surat kabar, dan pemeriksaan keuangan
pada contoh sebelumnya.
2. Deduksi dari teori
Masalah penelitian dapat diturunkan dari suatu teori. Misalkan kita ambil
sebuah teori yang menyatakan hahwa produktivitas karyawan dipengaruhi oleh minat.
Teori tersebut dapat
digunakan untuk memberikan rakomendasi kepada para pimpinan perusahaan. Tetapi
agar teori tersebut layak untuk direkomendasikan dan tidak menimbulkan keragu-raguan
maka perlu diuji secara empiris. Oleh karena itu dari teori tersebut dapat
diturunkan masalah penelitian dengan rumusan: “Apakah ada hubungan positif dan
signifikan antara minat dan produktivits karyawan”. Contoh lain, misalnya dari teori yang menyatakan
bahwa sitem akuntansi yang baik dibangun untuk menjaga harta perusahaan dari tindak
kecurangan. Dari teori tersebut dapat diturunkan masalah penelitian: “Apakah
sistem akuntansi PT Wijaya secara efektif dapat menjaga harta perusahaan dari
tindak kecurangan?”
3. Literatur yang relevan
Masalah penelitian dapat juga digali dari laporan
penelitian skripsi atau tesis terdahulu yang relevan. Dari setiap laporan sering
dikemukakan saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pembaca agar melakukan
penelitian ulang dengan menambah variabel tertentu, atau dengan memperluas
populasi sasaran. Dengan membaca laporan penelitian yang relevan sering muncul
keraguan atas hasil penelitian tersebut. Keraguan dapat terjadi karena teknik
analisis yang digunakan dirasa kurang atau ada variabel yang terabaikan, atau
teknik samplingnya diragukan untuk memperoleh sampel yang represestatif.
4. Sumber-sumber lain
Sumber masalah yang lain dapat diperoleh
dari kepekaan peneliti terhadap kasus-kasus yang muncu1 di masyarakat, misalnya
tawuran antar kampung, tawuran antar mahasiswas, tawuran antar pendukung sepak
bola , kredit macet yang merebak di 1ingkungan perbankan , dan pencemaran
lingkungan.
B. Menentukan Masalah Penelitian
Setelah calon peneliti berhasil menemukan beberapa masalah penelitian, maka
harus menetapkan masalah penelitian mana yang diteliti. Ini bukan pekerjaan
mudah karena dalam mengevaluasi masa1ah penelitian mana yang akan dipi1ih sering
sangat subjektif. Apabila masalah penelitian yang dipilih tersebut
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, atau penyandang dana penelitian
mungkin akan ditolak. Berikut ini kriteria pemilihan masalah penelitian yang dapat
digunakan sebagai pedoman.
1. Pemecahan terhadap masalah penelitian
tersebut memberikan sumbangan pengetahuan di bidangnya.
2. Pemecahan terhadap masalah penelitian
tersebut juga menyebabkan dapat digali masalah-masalah penelitian yang baru.
3. Masalah penelitian tersebut feasible, artinya
penelitian untuk memecahkan masalah tersebut dapat dilaksanakan tanpa terdapat
kendala politis. Meskipun secara ilmiah masalah itu ideal untuk diteliti,
tetapi apabila ada kesulitan pengumpulan data karena masalah birokrasi atau masalah
politik, maka sebaiknya tidak diteliti.
4. Masa1ah penelitian tersebut sesuai dengan
latar belakang peneliti. Dalam hal ini (a) peneliti memang tertarik untuk memecahkan
masalah tersebut, (b) secara akademis masih dalam bidang yang dikuasainya,
dan (c) secara teknis dan administratif
masih dalam jangkauan peneliti, artinya data dapat dikumpulkan tanpa kesulitan
yang berarti, tersedia waktu dan dana
yang cukup.
C. Merumuskan Masalah Penelitian
Penelitian dilakukan untuk menjawab
masalah yang telah ditentukan. Masalah penelitian yang tidak dirumuskan dengan
baik dapat menyebabkan interpretasi ganda, akibatnya masalah yang sudah
ditentukan tidak diperoleh jawaban yang tepat. Oleh karena itu agar masalah
penelitian benar-benar dapat menjadi penuntun, petunjuk, dan dapat mengarahkan
penelitian sehingga masalah yang telah ditetapkan dapat dijawab dengan baik,
maka masalah penelitian harus dirumuskan
dengan baik.
Rumusan masalah penelitian
nemiliki kriteria sehagai berikut:
1. Dirumuskan secara jelas
dan operasional
Apabila masalah penelitian bersifat umum,
maka harus dirinci lebih lanjut ke dalam beberapa masalah khusus. Masalah umum
biasanya mempunyai sifat yang kompleks. Pemecahan masalah umum ke dalam
masalah-masalah kusus dimaksudkan agar masalah penelitian tersebut menjadi
operasional.
2. Sebaiknya masalah penelitian dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya, terutama bagi peneliti pemula. Masalah penetitian yang
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya akan sangat membantu peneliti sejak
merancang penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga penyusunan laporan penelitian.
a. Pada waktu merancang penelitian, peneliti
dengan mudah dapat mengidentifikasi
variabel-variabel penelitian, menentukan
dan menyusun instrumen penelitian, mengolah data dan menentukan teknik analisis
yang sesuai, mengumpulakan referensi yang relevan, dan menyusun anggaran
penelitian.
b. Pada waktu pelaksanaan
penelitian, peneliti terikat dengan masalah peneIitian
yang telah ditetapkan. Sehingga jika ada
kesulitan peneliti tidak melarikan diri dari masalah penelitian yang telah
ditetapkan, melainkan berusaha untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Terutama yang berhubungan dengan pengumpulan
data dan teknik analisis data yang ditetapkan. Apabila dalam rancangan penelitian
menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dan menggunakan analisis regresi untuk
rnenjawab masalahnya, maka dalam pelaksanaannya juga menggunakan kuesioner dan analisis
regresi.
c. Pada waktu menyusun laporan
penelitian peneliti secara khusus juga terikat dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan, dan
secara umum terikat dengan rancangan penelitian yang telah di dibuat.
Keterikatan tersebut bukan hanya rnenyangkut format laporan melainkan juga isi
laporan penelitian. Kesimpulan dan saran yang disampaikan dalam 1aporan penelitian
harus jelas , rinci dan merupakan jawaban atas masalah penelitian
Berikut
ini adalah beberapa contoh perumusan masalah penelitian.
Contoh 1.
Masalah Umum
Apakah kegiatan promosi berpengaruh terhadap volume penjualan?
Masalah Khusus
1. Apakah kegiatan promosi penjualan berpengaruh terhadap volume penjualan?
Apakah kegiatan promosi berpengaruh terhadap volume penjualan?
Masalah Khusus
1. Apakah kegiatan promosi penjualan berpengaruh terhadap volume penjualan?
2. Apakah kegiatan personel selling berpengaruh terhadap volume penjualan?
3. Apakah kegiatan periklanan berpengaruh terhadap volume penjualan?
4. Apakah kegiatan publikasi penjualan berpengaruh terhadap volume penjualan?
3. Apakah kegiatan periklanan berpengaruh terhadap volume penjualan?
4. Apakah kegiatan publikasi penjualan berpengaruh terhadap volume penjualan?
Contoh 2.
Masalah Umum
Apakah pengendalian biaya produksi pada PT Napoli sudah efektif?
Masalah Umum
Apakah pengendalian biaya produksi pada PT Napoli sudah efektif?
Masalah Khusus
1. Apakah pengendalian biaya bahan pada PT Napoli sudah efektif?
2. Apakah pengendalian biaya tenaga kerja pada PT Napoli sudah efektif?
3. Apakah pengendalian biaya overhead pabrik pada PT Napoli sudah efektif?
Contoh 3.
Masaiah Umum
Apakah sistem pengendalian intern penjualan tunai pada PT Milan sudah tepat?
Masalah Khusus
1. Apakah unsur organisasi sistem penjualan tunai pada PT Milan sudah tepat?
2. Apakah unsur otorisasi dalam penjualan tunai pada PT Milan sudah tepat?
3. Apakah unsusr prosedur pencatatan dalam sistem penjualan tunai pada PT Milan tepat?
4. Apakah unsur praktek yang sehat dalam sistem penjualan tunai pada PT Milan tepat?
5. Apakah unsur kompetensi karyawan dalam sistem penjualan tunai pada PT sudah
Masaiah Umum
Apakah sistem pengendalian intern penjualan tunai pada PT Milan sudah tepat?
Masalah Khusus
1. Apakah unsur organisasi sistem penjualan tunai pada PT Milan sudah tepat?
2. Apakah unsur otorisasi dalam penjualan tunai pada PT Milan sudah tepat?
3. Apakah unsusr prosedur pencatatan dalam sistem penjualan tunai pada PT Milan tepat?
4. Apakah unsur praktek yang sehat dalam sistem penjualan tunai pada PT Milan tepat?
5. Apakah unsur kompetensi karyawan dalam sistem penjualan tunai pada PT sudah
tepat?
Contoh 4.
Masalah Umum
Apakah ada korelasi antara latar belakang dan prestasi kerja?
Masalah Khusus
1. Apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan dan prestasi kerja?
2. Apakah-ada korelasi antara prestasi akademik dan prestasi kerja?
3. Apakah ada korelasi antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi kerja?
4. Apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dan prestasi kerja.
Masalah Umum
Apakah ada korelasi antara latar belakang dan prestasi kerja?
Masalah Khusus
1. Apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan dan prestasi kerja?
2. Apakah-ada korelasi antara prestasi akademik dan prestasi kerja?
3. Apakah ada korelasi antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi kerja?
4. Apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dan prestasi kerja.
Contoh 5.
Masalah Umum
Apakah ada korelasi antara latar belakang mahasiswa dan prestasi akademik?
Khusus
1. Apakah ada korelasi antara kemampuan awal mahasiswa dan prestasi akademik?
2. Apakah ada korelasi antara penghasilan keluarga mahasiswa dan prestasi akademik?
Masalah Umum
Apakah ada korelasi antara latar belakang mahasiswa dan prestasi akademik?
Khusus
1. Apakah ada korelasi antara kemampuan awal mahasiswa dan prestasi akademik?
2. Apakah ada korelasi antara penghasilan keluarga mahasiswa dan prestasi akademik?
3. Apakah ada korelasi antara pekerjaan orang tua mahasiswa dan prestasi akademik?
4. Apakah ada korelasi antara pendidikan orang tua mahasiswa dan prestasi akademik?
5. Apakah ada korelasi antara latar belakang mahasiswa dan prestasi akademik?
4. Apakah ada korelasi antara pendidikan orang tua mahasiswa dan prestasi akademik?
5. Apakah ada korelasi antara latar belakang mahasiswa dan prestasi akademik?
Apabila
kita perhatikan perumusan masalah umum pada contoh di atas ternyata kurang
memberikan deskripsi yang jelas. Misalnya pada contoh 1, kegiatan promosi tidak jelas sejauh mana
cakupannya. Agar masalah penelitian menjadi jelas dan operasional maka rumusan
masalah umum dipecah menjadi heberapa masalah khusus sesuai luasnya cakupan
yang diinginkan peneliti. Demikian pula pada contoh 2 sampai dengan contoh 5,
rumusan masalah umum tidak jelas cakupannya dan tidak operasional . Rumusan
masalah khusus merupakan pecahan dari masalah umum. Masalah kusus harus tajam
atau jelas dan operasional. Masalah khusus juga memperjelas luasnya cakupan
yang dirumuskan dalam rumusan masalah umum.
Perumusan masalah penelitian tidak
selalu dikelompokkan ke masalah umum dan masalah khusus. Masalah penelitian
dapat langsung dinyatakan dalam beherapa masalah dalam bentuk ka1imat tanya.
Cara ini boleh saja ditempuh, tetapi harus diingat kritera rumusan masalah yang
diuraikan di atas, yaitu harus jelas, operasiona1, dan sebaiknya dengan kalimat
tanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini