BAB 1 PENDAHULUAN
A. Sumber Pengetahuan
Manusia dalarn
kchidupannya selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup. Untuk memecahkan
persoalan tersebut diperlukan suatu pengetahuan. Sumber dari pengetahuan
tersebut dapat dikelornpokkan sebagai berikut: (1) pengalaman , (2) otoritas, (
3) metode berpikir deduktif, (4) Metode berpikir induktif, dan (5) pendekatan Ilmiah
1. Pengalaman
Pengalarnan merupakan sumber pengetahuan
yang banyak digunakan manusia dalam memecahkan persoalan-persoalan yang sedang
dihadapi. Baik persoalan pribadi maupun persoalan suatu kelompok atau
komunitasnya. Banyak kebijakan-kebijakan yang diambil oleh seorang pemuka
masyarakat dengan memanfatkan pengalaman sendiri ataupun pengalarnan orang
lain. Tetapi disadari oleh banyak
orang babwa pemecahan persoalan manusia yang didasarkan atas pengalaman banyak
kelemahannya, antara lain: pengalaman seseorang belum tentu dapat dipakai
sebagai pelajaran orang lain karena suatu peristiwa memberikan dampak yang
berbeda hagi orang yang berlainan. Di samping itu apabila pemecahan persoalan
hanya berdasarkan pengalaman maka banyak persoalan hidup yang tidak terpecahkan,
karena persoalan hidup manusia semakin banyak dan kompleks yang belum pernah
terjadi sebelumnya.
2. Otoritas
Otoritas
atau wewenang yang dirniliki seseorang sering digunakan sebagai cara pemecahan
atas persoalan yang dihadapi manusia. Otoritas yang dimiliki seseoang
dianggap sebagai suatu kebenaran. Pada abad pertengahan para pemimpin agama
dipandang sebagai kebenaran. Pada masa kekuasaan kerajaan, para raja, para kepala
adat merupakan simbol kebenaran. oleh karena itu segala persoalan dipecahkan
berdasarkan otoritas pemimpin agama, raja, atau kepala suku. Tradisi sering
juga dipandang sebagai otoritas. Oleh karena itu apabila dihadapkan pada suatu
persoalan, maka pemecahannya berdasarkan tradisi yang ada pada kelompok
tersebut. Kelemahan dan otoritas sebagai suatu cara pernecahan persoalan ternyata
tidak terbuktikan. Demikian pula otoritas yang dimiliki oleh seseorang juga
tidak selalu benar, bahkan sering salah dan saling bertentangan dalarn
rnemecahkan persoalan antara pemegang otoritas yang satu dengan yang lain.
3. Metode berfikir deduktif
Suatu sumbangan yang sangat berarti bagi
pemecahan persoalan yang pertama adalah pemikiran dari ahli filsafat Yunani yaitu Aristoteles
dan para pengikutnya
Metode Metode berfikir deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu yang disebut silogisme, dengan serangkaian pernyataan sebagai berikut:
Metode Metode berfikir deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu yang disebut silogisme, dengan serangkaian pernyataan sebagai berikut:
a. premis mayor
b. premis
minor
c. kesimpulan
c. kesimpulan
Contoh:
a. Premis mayor: Semua manusia adalah makhluk hidup
a. Premis mayor: Semua manusia adalah makhluk hidup
b. Premis minor: Daniel adalah manusia
c. Kesimpulan : Daniel adalah makhluk hidup.
Dalam metode berfikir deduktif kesimpulan yang diambil pasti benar apabila premis mayornya benar. Metode ini memungkinkan bagi peneliti untuk menarik suatu kesimpulan berdasarkan premis-premis mayor atau teori yang sudah dianggap benar.
c. Kesimpulan : Daniel adalah makhluk hidup.
Dalam metode berfikir deduktif kesimpulan yang diambil pasti benar apabila premis mayornya benar. Metode ini memungkinkan bagi peneliti untuk menarik suatu kesimpulan berdasarkan premis-premis mayor atau teori yang sudah dianggap benar.
4. Metode berfikir induktif
Dalam metode berfikir dcduktif kesimpulan yang diambil sahih (valid) berdasaskan premis
mayor yang dianggap benar. Premis mayor ini pada abad pertengahan sering berupa
dogma. Apabila ternyata dogma yang dianggap benar tersebut ternyata tidak benar
maka kesimpulan yang telah diambil tidak sahih
Francis Bacon (1551-1626) mengemukakan suatu pendekatan baru dalam menemukan suatu kebenaran. Menurut Bacon, untuk menemukan kebenaran harus dilakukan suatu observasi (pengamatan), pengumpulan fakta-fakta, dan merumuskan generalisasi dari fakta-fakta yang terkumpul itu. Pendekatan yang dikemukakan oleh Bacon ini dikenal dengan metode berfikir induktif. Metode befikir induktif merupakan kebalikan dari metode deduktif.
Francis Bacon (1551-1626) mengemukakan suatu pendekatan baru dalam menemukan suatu kebenaran. Menurut Bacon, untuk menemukan kebenaran harus dilakukan suatu observasi (pengamatan), pengumpulan fakta-fakta, dan merumuskan generalisasi dari fakta-fakta yang terkumpul itu. Pendekatan yang dikemukakan oleh Bacon ini dikenal dengan metode berfikir induktif. Metode befikir induktif merupakan kebalikan dari metode deduktif.
Contoh:
Metode deduktif:
a. Premis mayor : setiap binatang menyusui
mempunyai paru-paru
b. Premisminor
: kerbau adalah binatang menyusui
c. Kesimpulan : setiap kerbau
mempunyai paru-paru.
Metode induktif:
a. Pengamatan : setiap kerbau yang diamati mempunyai paru-paru
b. Kesimpulan : semua kerbau mempunyai paru—paru.
a. Pengamatan : setiap kerbau yang diamati mempunyai paru-paru
b. Kesimpulan : semua kerbau mempunyai paru—paru.
5.
Pendekatan ilmiah
Charles Darwin adalah orang yang mengaku telah menerapkan metode/pendekatan ilmiah yang merupakan perpaduan antara metode deduktif dan metode induktif. Darwin melaporkan hasil temuannya setelah melakukan pengamatan biologi dengan harapan dapat membuat generalisasi tentang evolusi. Berdasarkan pengamatannya, Darwin mengatakan bahwa seleksi adalah dasar bagi keberhasilan manunia dalam membuat ras binatang dan tumbuh-tumbuhan menjadi berguna. Tetapi selanjutnya ia mengaku menghadapi suatu misteri, yaitu bagaimana seleksi tersebut dapat diterapkan pada kehidupan organisme secara alami. Setelah melakukan penelitian selama 15 bulan dan secara kebetulan membaca tulisan “Maltus on Population” , dengan pengetahuannya tentang perjuangan mempertahankan eksistensi serta berdasarkan basil pengamatnnnya tentang kebiasaan binatang dan tumbuh-tumbuhan , Darwin menarik kesimpulan bahwa variasi yang disukai / menguntungkan akan cenderung dipelihara, sedangkan variasi yang tidak disukai / tidak menguntungkan akan cenderung hilang . Akibatnya akan muncul jenis baru . Dari sinilah kemudian Darwin memperoleh teori evolusi, yaitu berdasarkan hasil temuannya itu dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan mengumpulkan data tambahan untuk memperoleh bukti apakah data yang dikumpulkan tersebut mendukung hipotesis ataukah tidak.
Charles Darwin adalah orang yang mengaku telah menerapkan metode/pendekatan ilmiah yang merupakan perpaduan antara metode deduktif dan metode induktif. Darwin melaporkan hasil temuannya setelah melakukan pengamatan biologi dengan harapan dapat membuat generalisasi tentang evolusi. Berdasarkan pengamatannya, Darwin mengatakan bahwa seleksi adalah dasar bagi keberhasilan manunia dalam membuat ras binatang dan tumbuh-tumbuhan menjadi berguna. Tetapi selanjutnya ia mengaku menghadapi suatu misteri, yaitu bagaimana seleksi tersebut dapat diterapkan pada kehidupan organisme secara alami. Setelah melakukan penelitian selama 15 bulan dan secara kebetulan membaca tulisan “Maltus on Population” , dengan pengetahuannya tentang perjuangan mempertahankan eksistensi serta berdasarkan basil pengamatnnnya tentang kebiasaan binatang dan tumbuh-tumbuhan , Darwin menarik kesimpulan bahwa variasi yang disukai / menguntungkan akan cenderung dipelihara, sedangkan variasi yang tidak disukai / tidak menguntungkan akan cenderung hilang . Akibatnya akan muncul jenis baru . Dari sinilah kemudian Darwin memperoleh teori evolusi, yaitu berdasarkan hasil temuannya itu dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan mengumpulkan data tambahan untuk memperoleh bukti apakah data yang dikumpulkan tersebut mendukung hipotesis ataukah tidak.
Pendekatan ilmiah biasanya digambarkan sebagai proses penelitian secara sistematis dengan prosedur atau
1angkah-1angkah secara garis besar sebagai berikut:
1. Perumusan masalah penelitian
1. Perumusan masalah penelitian
2. Pengajuan hipotesis
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Pengujian hipotesis.
6. Penarikan kesimpulan
B. Hakekat Ilmu Pengetahuan
Telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk mencapai suatu pengetahuan digunakan
suatu metode. Metode mana yang digunakan untuk mencapai/ memperoleh pengetahuan
menentukan apakah pengetahuan yang dicapai tersebut merupakan ilmu ataukah bukan.
Ilmu pengetahuan sering dipandang sebagai akumulasi pengetahuan yang
sistematis. Tetapi hakekat dari ilmu pengetahuan ( science) adalah metode
penelitian yang memungkinkan peneliti memeriksa gejala tertentu yang menarik
perhatiannya. Ilmu pengetahuan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kebenaran
mutlak, melainkan kebenaran yang berifat sementara (tentatif) yang dapat
berubah jika diperoleh data baru. Ilmu pengetahuan merupakan metode analisis
dan menemukan penemuannya secara hati-hati
dalam bentuk huhungan dua variabel:
”jika
................., maka ...............”
Dalam
memperoleh ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah , perlu disadari
adanya aspek-aspek lain yang berperanan penting, yaitu:
1. Asumsi dasar
2. Sikap ilmuwan
3. Teori.
Asumsi dasar
Dalam
metode ilmiah terdapat asumsi dasar: Pertama,
bahwa peristiwa/ gejala yang sedang
diteliti sampai taraf tertentu bersifat taat
hukum atau teratur. Ilmu didasarkan suatu keyakinan bahwa suatu peristiwa/
gejala alam mempunyai faktor antecedent (penyebab), yang dapat disingkap
melalui metode ilmiah. Kedua, bahwa
kebenaran dapat diperoleh secara tuntas hanya melalui pengamatan langsung.
Keyakinan terhadap pengamatn 1angsung inilah yang membedakan ilmu dengan yang
bukan ilmu. Ilmuwan tidak menggantungkan otoritas sebagai sumber kebenaran, melainkan
dengan mengumpulkan fakta—fakta yang relevan.
Sikap ilmuwan
Para ilmuwan pada dasarnya memiliki sikap
sebagai berikut:
Pertama, Ilmuwan bensikap ragu terhadap setiap ilmu. Hasi1-hasil penelitian dianggap bersifat senentara dan tidak diterima kecuali dapat diverifikasi kebenarannya. Verifikasi (pembuktian) tersebut mengisyaratkan bahwa orang lain harus dapat melakukan penelitian ulang dan memperoleh hasil sama.
Pertama, Ilmuwan bensikap ragu terhadap setiap ilmu. Hasi1-hasil penelitian dianggap bersifat senentara dan tidak diterima kecuali dapat diverifikasi kebenarannya. Verifikasi (pembuktian) tersebut mengisyaratkan bahwa orang lain harus dapat melakukan penelitian ulang dan memperoleh hasil sama.
Kedua, Ilmuwan bersikap objektif dan tidak memihak.
Ilmuwan harus tetap mencari kebenaran dan menerima fakta-fakta , sekalipun fakta-fakta
tersebut bertentangan dengan hati nuraninya. Apabila bukti-bukti yang terkumpul
bertentangan dengan teori yang selama ini dianutnya maka ilmuwan dapat meninggalkan
teori yang selama ini dianutnya, atau memperbaiki/ merevisi teori yang
dianutnya itu sesuai fakta yang diperoleh.
Teori
Teori mempunyai hubungan yang erat dengan fakta. Fakta merupakan hasil pengamatan yang dapat dibuktikan secara empiris. Teori merupakan hubungan antara fakta-fakta. Teori merupakan suatu himpunan pengertian atau konsep atau construct yang saling berhubungan, berbatasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan secara sistematis tentang gejala-gejala atau peristiwa dengan cara menunjukkan hubungan antara variabel-vaniabel untuk tujuan menjelaskan dan meramalkan gejala-gejala tersebut. Dalam pengertian ini, kita mempunyai banyak teori dan kita dapat menggunakannya untuk menjelaskan atau memprediksi hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Sejauh teori tersebut baik dan sesuai dengan keadaan maka teori tersebut berhail baik dalam dalam menjelaskan dan memprediksi suatu peristiwa atau fenomena. Jika suatu teori tidak sesuai dengan fakta, bukan berarti keduanya saling berlawanan. Tantangn bagi ilmuwan adalah untuk membangun teori yang lebih baik dan mampu mengaitkan teori dan fakta.
Teori mempunyai hubungan yang erat dengan fakta. Fakta merupakan hasil pengamatan yang dapat dibuktikan secara empiris. Teori merupakan hubungan antara fakta-fakta. Teori merupakan suatu himpunan pengertian atau konsep atau construct yang saling berhubungan, berbatasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan secara sistematis tentang gejala-gejala atau peristiwa dengan cara menunjukkan hubungan antara variabel-vaniabel untuk tujuan menjelaskan dan meramalkan gejala-gejala tersebut. Dalam pengertian ini, kita mempunyai banyak teori dan kita dapat menggunakannya untuk menjelaskan atau memprediksi hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Sejauh teori tersebut baik dan sesuai dengan keadaan maka teori tersebut berhail baik dalam dalam menjelaskan dan memprediksi suatu peristiwa atau fenomena. Jika suatu teori tidak sesuai dengan fakta, bukan berarti keduanya saling berlawanan. Tantangn bagi ilmuwan adalah untuk membangun teori yang lebih baik dan mampu mengaitkan teori dan fakta.
Teori merupakan generalisasi yang dibuat mengenai variabel-variabel
dan dan hubungan-hubungan di
antaranya.Generalisasi ini digunakan untuk membuat keputusan-keputusan dan
memprediksi hasil-hasilnya.
Contoh
teori , yaitu teori yang dikemukakan oleh Charles yang kemudian di
sebut hukum Charles: “Jika tekanan dipertahankan
konstan, maka apabila suhu suatu gas dinaikkan, volumenya akan berkembang, dan
apabila suhu suatu gas diturunkan, volumenya akan menyusut”. Teori tersebut
bukan hanya merupakan hasil generalisasi dari hasil penelitian, tetapi juga
dapat digunakan untuk memprediksi gejala-gejala lain dengan menunjukkan
perubahan apa yang akan terjadi apabila suhu gas diturunkan atau dinaikkan . Teori
merupakan puncak atau tujuan akhir daripada ilmu.
Manfaat teori.
Teori mempunyai
manfaat sebagai berikut:
a. Teori
meringkas dan menyusun pengetahuan yang ada dalam suatu bidang tertentu.
b. Teori menjelaskan keterangan sementara mengenai suatu gejala atau peristiwa dan
b. Teori menjelaskan keterangan sementara mengenai suatu gejala atau peristiwa dan
huhungan-hubungan yang
diamati
c. Teori
memberikan rangsangan untuk menemukan pengetahuan baru dengan cara
memberikan kerangka atau
bimbingan untuk penelitian lebih lanjut.
Ciri-ciri teori
a. Teori harus dapat menerangkan fakta hasil
pengamatan yang ada hubungannya
dengan masalah. Teori harus dapat menjelaskan mengapa suatu gejala/ peristiwa
terjadi.
b. Teori harus konsisten dengan fakta yang diamati dan dengan kerangka
pengetahuan
yang sudah mapan.
c. Teori memberikan cara pembuktian kebenarannya. Teori memungkinkan dibuat
metode deduksi dalam bentuk
hipotesis. Kemudian ilmuwan dapat
meneliti dan
menguji hipotesis tersebut secara
empiris dengan tujuan untuk menentukan apakah
teori tersebut didukung oleh
data ataukah tidak.
d. Teori merangsang penemuan baru dan mengarahkan bidang-bidang baru yang perlu
diteliti.
Keterbatasan metode ilmiah
dalam ilmu-ilmu sosial
Dikalangan peneliti sosial sering terjadi ketidaksepakatan
apa yang disebut fakta yang sudah mapan (established fact), atau
keterangan apa yang memuaskan bagi fakta yang di asumsikan (assumed fact)
. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterbatasan-keterbatasan sebagai
berikut:
a. Kompleksnya
permasalahan
Ilmuwan
sosial berhadapan dengan persoalan-persoalan manusia, yang menyangkut perilaku
dan perkembangan manusia secara individual, individu dalam kelompok maupun
secara kelompok. Banyak variabel yang harus diperhitungkan dalam setiap usaha
rnemahami permasalahan manusia yang kompleks atau pelik.
b.
Kesulitan dalam pengamatan
Pengamatan
lebih sukar dilakukan di bidang ilmu sosial dibandingkan dibidang ilmu alam. Pengamatan
di bidang sosia1 lebih bersifat subjektif. Misa1nya penelitian tentang persepsi., motivasi,
sikap yang dimiliki oleh sekelompok orang. Variabel-variabel tersebut sulit diamati
dan pengamatan biasanya bersifat subjektif. Dua orang peneliti masing--masing
mengamati perilaku sekelompok orang yang sama sangat mungkin hasilnya berbeda,
hal ini disebabkan peneliti yang satu dan peneliti yang lain memiliki interpretasi
yang berbeda tentang kelompok itu.
c. Kesulitan
dalam replikasi
Replikasi
atau pengulangan penelitian terhadap perilaku seseorang sangat sulit di lakukan.
Replikasi berarti melakukan penelitian ulang dengan mempertahankan kondisi
tetap sama seperti penelitian yang pertama . hal ini sangat sulit dilakukan untuk penelitian pada orang atau kelompok
orang. Setiap orang yang mengetahui sedang diteliti tentu muncul reaksi yang
tidak diinginkan oleh peneliti. Lebih-lebih untuk penelitian ulangan tentu
reaksinya semakin banyak dan bervariasi. Gejala sosial adalah gejala tunggal
yang tidak dapat diulangi untuk tujuan pengamatan.
d . Kesulitan dalam pengendalian
Pengendalian
yang ketat di laboratorium pada penelitian eksperimen di bidang ilmu alam tidak
dapat dilaksanakan dengan baik dalam bidang ilmu sosial. Para ilmuwan sosial
dihadapkan pada banyak variabel yang sulit dikendalikan.
e.
Kesulitan dalam pengukuran
Alat-alat pengukuran yang
digunakan dalam penelitian soial sulit ditentukan, Dan jika dapat ditentukan
hasilnya tidak sempurna dan kurang tepat. Pengukuran dalam penelitian sosia1
tidak mempunyai alat yang setara dengan alat pengukur suhu dengan termometer,
pengukur jarak dengan pita logam pengukur jarak, dan pengukuran berat dengan alat
timbangan.
C. Hakekat Penelitian
Telah disinggung
di muka istilah penelitian. Penelitian pada dasarnya adalah penerapan metode
ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk
menemukan jawaban terhadap persoalan yang signfikan, melalui penerapan prosedur
ilmiah.
Kegiatan
penelitian memiliki tiga aspek:
a. Sistematis,
artinya dilaksanakan dengan mengikuti pola tertentu, dari yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks
untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
b.
Berencana , artinya penelitian dilaksanakan
berdasarkan rencana yang sudah
di tetapkan sebelumnya.
c. Ilmiah, artinya kegiatan penelitian sejak awal hingga akhir kegiatan
mengikuti prinsip-prinsip yang
lazim dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
D.
Jenis-jenis penelitian
Jenis-jenis
penelitian dapat digolongkan antara lain sebagai ben kut:
1. Ditinjau dan tujuan
Apabila ditinjau dan tujuannya,
penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian eksploratif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan antuk menjajagi sesuatu
a. Penelitian eksploratif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan antuk menjajagi sesuatu
yang belum diketahui sebelumnya atau hanya sedikit diketahui. Misalnya suatu penelitian yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan untuk mengetahui faktor penyebab terjangkitnya wabah demam berdarah di suatu daerah.
b. Penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang
situasi-nituasi atau gejala sosial.
c Penelitian
pengembangan ( developmental research)
, yaitu pene1itian yang bertujun untuk
suatu penyempurnaan aktivitas atau produk. Misalnya penelitian untuk pengembangan produk atau
cara berproduksi.
d. Penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk tujuan pengecekan
kebenaran hasil penelitian sebelumnya.
2. Ditinjau dari pendekatannya
Apabi1a ditinjau dari pendekatannya , maka penelitian dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Penelitian longitudinal, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui perkembangan suatu objek penelitian dengan mengikuti
perkembangan pada objek penelitian yang
sama. Misalnya penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
perkembangan jiwa anak di pedesaan. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data tentang perkembangan anak dari sekelompok anak tersebut sejak anak masih pada usia balita hingga usia menjelang dewasa. Dengan demikian penelitian ini memerlukan waktu yarng relatif lama.
perkembangan jiwa anak di pedesaan. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data tentang perkembangan anak dari sekelompok anak tersebut sejak anak masih pada usia balita hingga usia menjelang dewasa. Dengan demikian penelitian ini memerlukan waktu yarng relatif lama.
b. Penelitian silang (cross—sectional), yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan suatu objek penelitian
dengan mengambil beberapa kelompok objek penelitian yang berlain-lainan sesuai
dengan tingkat perkembangan yang diinginkan. Misalnya pada penelitian perkembangan
jiwa anak di pedesaan pada contoh di atas, peneliti pada waktu yang sama
mengambil beberapa kelompok anak-anak dari berbagai tingkat usia dan kemudian
diteliti tingkat perkembangan jiwanya.
3. Ditinjau dan bidang ilmu
Apabila ditinjau dari bidang ilmu yang diteliti ,maka pene1itian dapat dibedakan antara lain:
a . Penelitian sosial
b. Penelitian kedokteran
c. Penelitian biologi
d . Penelitian pertanian
e. Penelitian ekonomi
f. Penelitian pendidikan.
Apabila ditinjau dari bidang ilmu yang diteliti ,maka pene1itian dapat dibedakan antara lain:
a . Penelitian sosial
b. Penelitian kedokteran
c. Penelitian biologi
d . Penelitian pertanian
e. Penelitian ekonomi
f. Penelitian pendidikan.
4. Ditinjau dari tempatnya
Apabila ditinjau dari tempatnya, penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian laboratorium
b. Penelitian kepustakaan,
Apabila ditinjau dari tempatnya, penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian laboratorium
b. Penelitian kepustakaan,
c. Penelitian lapangan.
5. Ditinjau dari rancangannya
Apabila
ditinjau dari rancangannya penelitian dapat dibedakan:
a. Penelitian survai, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar,
dengan cara mewawancarai sejumlah kecil
dari populasi itu.
dari populasi itu.
b. Penelitian studi kasus, yaitu pcnelitian yang mendalam tentang
suatu aspek lingkungan sosial. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang
individu, sekelompok individu, kelompok profesi, dan 1embaga sosial. Studi kasus
dapat pula mengenai perkembangan sesuatu,
misalnya pengaruh metode produksi terhadap produktivitas karyawan.
c. Penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui
huhungan suatu variabel dengan variabel lain dalam kondisi yang di kontrol
secara ketat.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian sebagai metode ilmiah
mempunyai tahap-tahap prosedur penelitian sebagi berikut.
1. Membuat rancangan penelitian, yang meliputi:
1. Membuat rancangan penelitian, yang meliputi:
- memi1ih masalah/ topik penelitian,
- mengadakan studi pendahluan,
- merumuskan masa1ah penelitian,
- merumuskan hipotesis,
- menentukan metode penelitian,
- menentukan variabel panelitian dan sumber data.
2. Pelaksanaan
penalitian, yang meliputi:
h. menentukan dan menyusun
instrumen penelitian.
i. mengumpulkan data
j. menganalisis data
k. menarik kesimpulan
j. menganalisis data
k. menarik kesimpulan
c. Pelaporan
l. menulis laporan panelitian.
l. menulis laporan panelitian.
Bagan hubungan antara
pendekatan ilmiah dan penelitian ilmiah dapat digambarkan pada halaman berikut:
METODE ILMIAH
PENELITIAN
ILMIAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini