Jumat, 23 Agustus 2013

PENINGKATAN MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN APRESIASI DI KELAS MAUPUN DI LUAR


Dalam dunia pendidikan saat ini peningkatan kualitas belajar, baik dalam penguasaan materi maupun pendekatan pembelajaran terus mengalami dinamika yang progresif. Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas belajar yaitu dalam penyusunan berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, maupun interaksi keduanya terhadap sumber atau sarana belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif dan menarik untuk diikuti oleh siswa. Bisa dikatakan hampir semua mata pelajaran yang diberlakukan dalam kurikulum di sekolah-sekolah sangat bergantung pada kegiatan belajar  mengajar yang interaktif dan menarik bagi siswa. Tidak bisa dipungkiri lagi, keadaan semacam itulah yang mendukung terciptanya pemahaman dan penghayatan materi yang kemudian mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.
       Mata pelajaran seni musik merupakan salah satu dari beberapa cabang mata pelajaran seni yang menekankan pada sikap dan kemampuan siswa dalam berapresiasi dan berkreasi musik dalam bentuk apapun sesuai kaidah wawasan musikalitas. Sejatinya, bahwa dalam mata pelajaran seni musik itu sendiri terdapat suatu proses sosial berupa penggalian dan pengembangan keterampilan maupun kreativitas siswa secara mendasar yang kemudian diimplementasikan secara kontekstual pada kultur tertentu, seperti yang sudah dirancang dalam kurikulum pembelajaran seni musik baik di tingkat dasar maupun menengah. Hal ini juga diterangkan oleh Mutia (2006:1) bahwa :
       “Pendidikan seni musik adalah salah satu alat untuk membantu perkembangan jiwa manusia, karena pada dasarnya melalui pendidikan musik kita dapat melatih ingatan, pengamatan, pendekatan, berbicara, kemauan dan disiplin, menumbuhkan rasa percaya diri, gotong royong, rasa toleransi, memperhalus getaran jiwa terhadap rasa keindahan (estetika) dan perhatian terhadap keadaan sekitar”.

       Jika melihat esensi tersebut, kedudukan mata pelajaran ini mampu disejajarkan dengan berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum, meskipun tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional.
       Di dalam materi pembelajaran seni musik, mulai dari jenjang dasar hingga jenjang menengah semuanya terdapat materi tentang apresiasi musik tradisional. Desain materi tersebut sesuai dengan kurikulum yang sudah dirancang dalam MGMP guru seni budaya. Materi apresiasi musik tradisional diarahkan dengan tujuan supaya peserta didik mampu mengidentifikasi jenis, makna dan peranan musik tradisional dalam konteks kehidupan budaya masyarakat, memahami nilai-nilai yang terkandung baik ekstrinsik maupun intrinsik, teknis maupun non-teknis sehingga  kemudian dapat dikelola menjadi suatu  aktivitas bermusik yang kreatif dan edukatif.
       Proses pembelajaran seni musik di tingkat menengah terutama yang berkaitan dengan materi apresiasi khususnya musik tradisional yang selama ini diajarkan dirasa masih terbatas pada kegiatan yang sederhana dan belum didukung oleh pengelolaan sarana-prasarana musik tradisional yang baik. Padahal banyak sekolah yang semakin maju dan mulai memiliki sarana-prasarana praktek musik tradisional seperti instrumen gamelan sederhana, kolintang, angklung, dan lainnya. Kenyataannya, dalam beberapa kasus di lapangan sempat terjadi situasi yang ironis, yaitu ada sekolah yang lengkap instrumen musiknya, namun tidak didukung oleh sumber daya manusia yang memadai. Sedangkan sekolah yang belum lengkap atau bahkan tidak memiliki instrumen musik tradisi, justru terdapat sumber daya manusia yang siap mengelola sarana tersebut. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana cara mengelola kegiatan pembelajaran apresiasi musik tradisional tanpa memerlukan sarana / instrumen musik tradisional ?, Adakah metode yang efektif untuk dijadikan sebagai alternatif pengganti kegiatan bermusik tradisional yang menggunakan instrumen musik tradisional ?. Hal inilah yang sementara waktu menjadi perenungan peneliti, untuk selanjutnya dilakukan pemahaman tentang beberapa metode-metode yang umum diterapkan dalam dunia pendidikan dan pengajaran, supaya tetap berjalan dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.

       Seperti yang telah dijelaskan di awal mengenai penyusunan berbagai macam skenario yang dapat dilakukan di kelas untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran, pemecahan masalah pembelajaran musik tradisional yang terkendala sarana-prasarana tersebut tentunya dapat diarahkan kepada keputusan untuk menerapkan metode yang tepat.
       “Metode sebagai salah satu komponen pembelajaran ikut ambil bagian yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran, ini berarti guru harus benar-benar memahami kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.(Djamarah dalam Sadirman, 2006:73) Dalam kegiatan belajar mengajar guru memang harus dapat memilih dan menggunakan metode tertentu sesuai kebutuhan dan keadaan siswa, disamping juga harus melihat keterbatasan-keterbatasan kelas baik itu sarana maupun prasarana. Peneliti tertarik untuk menggunakan metode CTL (Contextual Teaching Learning) sebagai langkah penanganan masalah keterbatasan ide kegiatan pembelajaran apresiasi musik tradisional. Konsep dari metode ini menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk mampu menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata mereka. Dengan demikian siswa akan merasakan pentingnya materi pelajaran yang sedang dihadapi, dan menyadari akan pentingnya materi pelajaran tersebut dalam kehidupan keseharian mereka.  Demikian juga untuk jangka panjangnya, diharapkan dengan diterapkannya konsep ini akan lebih membuka peluang mereka untuk menggali potensi yang sebesar-besarnya dalam memunculkan kreativitas bermusik, sehingga dapat diukur sebagai suatu prestasi dan hasil belajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda disini