Jumat, 29 November 2013

TERIMA KASIH TUHAN KARENA TELAH MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA YANG KAYA BAGI ORANG APLIM APOM PAPUA







Oleh: Agus Uropka 
 (Mahasiswa Papua, Kuliah Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Tanah adalah aset berharga yang dimiliki setiap suku bangsa di dunia, entah orang miskin atau orang kaya memiliki tanah sebagai hak ulayat yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyangnya. Bagi suku bangsa Papua, tanah adalah harta kekayaan yang paling utama dan terutama yang diwariskan untuk anak cucunya secara turun temurun. Tanah hak ulayat tersebut dibagi berdasarkan suku dan marga-marga masing-masing, sehingga wajib dijaga dan kelolah untuk kehidupannya.

Pada dekade terakhir, tanah hak ulayat di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua digadai atau diperjual belikan oleh oknum-oknum tertentu yang notabennya anak asli daerah yang haus akan kekuasaan. Tanah yang adalah berkat Tuhan yang mana telah amanatkan kepada manusia untuk menjaga isi perut bumi Aplim Apom Papua, seperti sumber daya alam (mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang, hewan), budaya dan adat-stiadat, potensi ekonomi, pendidikan dan politik yang dahulunya berjalan dengan baik menurut pola hidup orang Aplim Apom, tetapi ketika pengaruh luar masuk dan era globalisasi semakin terbuka malah apa yang dibangun awalnya sudah semakin hari semakin hilang tertelan waktu.
Apa yang di harapkan oleh para leluhur dan tua-tua adat dulu, tidak dilakukan oleh masyarakat pribumi Aplim Apom, dan juga tidak diangkat oleh pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, sehingga boleh dibilang, masyarakat dan pemerintah telah membangun pemahaman yang keliru. Tanah yang diwariskan secara turun temurun berdasarkan suku dan marga tidak lagi menjadi patokan, banyak pihak yang sewenang-wenang menggunakan kekuasaan untuk kepentingannya sendiri.
Tanah yang kaya akan sumber daya alam tersebut, yang harusnya dinikmati oleh seluruh orang Aplim Apom. Saat ini, kurang dari 20% disumber daya alam yang disentuh tidak dimanfaatkan oleh pejabat asli atau intelektual Aplim Apom, boleh dikatakan hasinya sia-sia karena dimanfaatkan oleh pihak luar untuk kepentingan mereka sendiri. Pemerintah daerah selalu apatis dengan persoalan pembangunan, mereka lebih memilih menggurus dirinya sendiri. Hal ini menjadi pertanyaan, Apakah manajemen sumber daya manusia (MSDM) dilingkungan pemerintah tidak dikelolah dengan baik, kalau baik tentunya peningkatan produktivitas kerja, kualitas hidup dan pelayanan publik akan baik. Ataukah mereka belum tahu tentang aturan adat, sehingga walaupun mereka tahu fungsionalitas kerja tetapi tidak mengangkat nilai-nilai luhur orang Aplim Apom sebagai pemilik hak ulayat.
“ Tanah Aplim Apom menjadi lapangan sepak bola bagi pejabat asli daerah” , pernyataan yang menjadi bahan refleksi bagi anak adat Aplim Apom. Semoga doa dan harapan kami senantiasa diberi petunjuk yang baik oleh yang Maha Kuasa, sehingga para pejabat menjadi konseptor pembangunan yang cerdas secara pengetahuan dan iman. Dengan demikian harapan akan pembangunan yang baik diwujudnyatakan untuk kepentingan bersama. Kalimat sebagai bahan refleksi “AIR HUJAN DIATAS DAUN TALAS” DI NEGERI SENDIRI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda disini