Yogyakarta-Komnews, Mahasiswa Pegunungan Bintang yang
tergabung dalam KOMAPO (Komunitas Mahasiswa Aplim Apom) Se-Jawa Bali dan
Sulawesi mengadakan diskusi menyikapi isu masuknya beberapa perusahan besar di
wilayah Pegunungan Bintang dan daerah lain di Papua. Diskusi tersebut
diselenggarakan oleh Pengurus Pusat KOMAPO se-Jawa Bali dan Sulawesi, di kantin
realino, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Rabu (27/11/2013) waktu
setempat.Pembicaraan menyangkut isu Papua sebagai dapur dunia, dan target
Negara-negara kapital untuk menginvestasikan kapitalnya (modal) melalui
berbagai sektor telah menuai dan diperbincangkan di negara-negara di dunia
ketiga dan beberapa negara maju (Amerika, Cina, Korea, Inggris) termasuk negara
Singapura, sebagai pusat jalur perdagangan kawasan Asia-Pasifik dan Eropa. “Ada
informasi yang beredar dan didiskusikan beberapa kawan-kawan mahasiswa Papua di
Singapura. Kemudian, ada indikasi menguat bahwa di Kabupaten pengunungan
Bintang Papua, tepatnya wilayah Ketengban menjadi isu internasional karena
disana akan membuka tambang emas oleh perusahaan Amerika dan beberapa Negara
kapital, sehingga perlu sekali untuk kita diskusi, kata Melkior Sitokdana,
mengawali diskusi terbuka tersebut.
Isu
Internasional dan Pasar Bebas ASEAN 2015
Setelah integrasi Negara-negara
Eropa dalam sebuah komunitas yang diberinama dalam EU (Europe Union). Komunitas
ini bergerak di bidang ekonomi, Politik, dan social budaya. Integrasi ekonomi
kawasan Eropa beberapa tahun belakangan ini, pertumbuhan ekonomi sangat
membaik, walaupun belakangan ini dikabarkan mengalami masa resesi.
Kemudian setelah mengalami masa
resesi yang panjang, perekonomian di kawasan Euro juga mulai menujukkan
perbaikan. Perekonomian Perancis selama paruh pertama tahun ini secara
mengejutkan naik 0,5 persen. Sedangkan di Spanyol dan Italia, perekonomian
memang masih mengalami penurunan 0,1 dan 0,2 persen, tetapi perkembangannya
lebih baik dari perkiraan semula, kata Andreas Schuerle, di media nasional
setempat.
Begitupula pembentukan komunitas
kawasan Negara-negara Amerika Latin yang diberinama LAFTA (Latin America
Free Trade Association), di kawasan Timur Tengah diberinama ACC (Arab
Cooperation Council) dan AFTA (ASEAN Free Trade Area). Kawasan ekonomi di
Negara-negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan
membantu Negara-negara yang mengalami krisis, baik kris ekonomi, kemanusiaan,
kesehatan, kelaparan sehingga komunitas Negara-negara di kawasan ini dinilai
amat sangat baik.
Perkembangan ekonomi regional di
kawasan Eropa, Timur Tengah, Amerika Latin sangat menjanjikan, kemudian
berdampak pada kawasan Asia Tenggara. Sebelum pasar bebas ASEAN 2015
disepakati, pembentukan komunitas ASEAN sebelumnya tahun 1967. ASEAN hanya
sebuah asosiasi yang dibentuk oleh permainan diplomat dan pejabat kementrian
luar negeri. Namun baru setelah tahun 1991, setelah era perang dingin berakhir,
seiring munculnya blok ekonomi di Eropa, blok ekonomi bekas koloni negara
komunis. Asean mulai bicara kerjasama ekonomi.
Perluh diketahui bahwa seperti
mengutip kata Dewi Fortuna "Asean baru berpikir kalau masih berserakan
akan kehilangan daya saing," seperti dilansir Beritasatu.com.
“Ada dua tantangan besar dalam
membangun Asean Community 2015. Pertama, jurang horizontal antara negara
dengan kelas ekonomi maju dan yang masih menengah dan maju. Kedua, jurang
vertikal antara negara yang demokratis liberal dan masih otoriter. Bagaimana
kita membangun komunitas kalau nilai-nilai yang menjadi pengikat berbeda dan
taraf kehidupan berbeda, kata Anwar, Deputi Politik Sekretariat Wakil Presiden
RI.
Kawasan perdagangan bebas di Asia
tenggara pada tahun 2015 yang berlaku tertanggal 31 desember 2015 dan pusat
tunggal produksi, maka kawasan ini menjadi peluang dan tantangan bagi warga
komunitas ini. Sekitar 600 juta orang di kawasan ASEAN, 40 % berada di
Indonesia, sedangkan 60 % tersebar di Negara-negara lainnya seperti Brunei
Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Perluh diketahui bahwa pasar bebas
ASEAN 2015 mengutamakan tiga agenda besar diantaranya politik dan Militer,
ekonomi, dan Sosial budaya. Pada tahun 2015 kawasan Asean menjadi kawasan bebas
perdagangan.
Isu
Internasional Dan Pasar bebas Asia- Pasifik 2020.
Setelah diberlakukannya pasar bebas
Asean 2015, Negara-negara kawasan Asia Pasifik menggencot ditahun 2020 menjadi
kawasan pasar bebas Asia Pasifik. Kawasan pasar bebas Asia Pasifik melibatkan
Amerika dan cina sebagai pelaku utama. Oleh karena itu, isu masuknya perusahaan
di Tanah Papua adalah bagian tersistematis oleh Negara-negara Kapital dan
kemudian isu pasar bebas di tahun 2015, dan tahun 2020. Ditahun 2020 Tanah
Papua menjadi pusat produksi dan pusat perdagangan bebas kawasan Asia Pasifik,
Kata Fransiskus Kasipmabin, menambahkan dalam membuka wacana diskusi Pada rabu
malam.
Selain itu, diperkuat lagi oleh Agus
Uropka “ Pemerintah Indonesia saat ini, seperti diberitakan di media
elektronik, TV, media onine bahwa pasar bebas Asean menjadi isu utama dalam
menyiapkan masyarakat menghadapi pasar bebas Asean 2015. Dengan demikian isu
seperti ini kemungkinan besar masyarakat di kampung-kampung sana, mereka belum
tahu, sehingga sangat amat penting bagi kita untuk sosialisasi kepada
masyarakat setempat. Masyarakat di sana sebagai pelaku dan korban dari pasar
bebas, kemudian sekaligus sebagai hak pemilik hasil bumi” katanya.
Zacyok F. Bamulki, lebih lanjut mengatakan
“masuknya perusahaan di Papua merupakan kebijakan nasional dan hal itu suda
ditandatangani oleh presiden”. Agenda nasional untuk memenangkan persaingan
pasar bebas Asean 2015. Tidak pungkiri bahwa ditahun 2015 itu, menjadi
persaingan pasar modal bagi para investor, baik dalam negeri (Indonesia) dan
Negara anggota Asean, katanya, Zacyok, yang adalah mahasiswa STPM/APMD
Yogyakarta.
Papua
Sudah Dikotak-Kotak Oleh Perusahaan Asing
Papua sebagai paru-paru dunia, kini
menjadi target mereka untuk menguras habis-habisan paru-paru tersebut. Ketika
Freeport masuk, banyak perusahaan berafiliasi nasional, Internasional, mulai
berdatangan ke wilayah ini. Jauh sebelum masuknya perusahaan raksasa dunia
Freeport MCmoran, yang bermarkas di Amerika ini, ada perusahaan Belanda yang
masuk sebelumnya seperti minyak bumi di Sorong menjadi pelengkap penghisapan
hasil bumi Bangsa Papua.
Melkior mahasiswa Pascasarjana
Teknik Elektro UGM, mengatakan bahwa di Papua sudah dikotak-kotakan oleh
perusahaan Indonesia dan maupun perusahaan Internasional. Master plan dan peta
operasi perusahaan di wilayah sudah didesain mungkin, jadi harapan tanah yang
kosong tidak ada. Seperti misalnya wilayah selatan Papua sudah masuk perusahaan
MIFFE, perusahaan Conoco Philips (sedang melakukan riset oleh UGM), Perusahaan
Inggold di wilayah Pegunungan, perbatasan RI-PNG (Welding).
Selain itu, Pegunungan Bintang juga
akan beroperasi oleh perusahaan Aneka Tambang (ANTAM). Perusahaan ini milik
pemerintah Indonesia, perusahaan BUMN yang dikelola oleh pemerintah. Dijumpai
beberapa kasus bahwa perusahaan ini mengorbankan rakyat setempat.
Lebih lanjut, Anton Ningmabin
mengatakan bahwa tanah Papua dikotak-kotak bukan hanya dengan perusahaan,
tetapi kemudian membuka daerah otonomi baru (DOB) atau menambah pemekaran
wilayah provinsi, kabupaten/kota, distrik/kampong, sehingga pemerintah
Indonesia memproteksi daerah-daerah berpenghasilan sumber daya alam. Oleh
karena demikian, dengan sangat mudah Indonesia menanam saham di wilayah
tersebut, kata mahasiswa sastra Indonesia USD ini.
Selain itu, diperkuat oleh Anglipchy
D. Kaladana, mahasiswa Bahasa dan Sastara Daerah, FKIP, USD. Ia mengatakan
bahwa seperti diberitakan di viva.com bahwa daerah Papua ada empat wilayah
menjadi daerah konsentarsi pemerintah untuk membuka tambang di sana. Karena
daerah tersebut berpotensi sumber daya alam yang sangat berlimpah terutama
sumber daya tanah. Diantaranya Kabupaten Timika (sudah ekspoitasi besar
besaran), Kabupaten Sarmi, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Ketengban (walaupun
belum menerima SK pemekaran) tetapi dalam peta eksploitasi sudah ditargetkan.
Selain itu, Keerom, sarmi dan
Pegunungan Bintang menurut data badan energi sumber daya mineral Provinsi Papua
melaporkan bahwa, tiga daerah tersebut memiliki cadangan emas, minyak bumi dan
lainnya yang menyimpan lebih besar dari Freeport MecMoran. Sehingga ke depan
ini target pemerintah Indonesia dan kaki tangannya akan berpeluang untuk
menanam investasi di sana, kata Derius.
Pegunungan
Aplim Apom Dan Target Perusahaan Asing
Pegunungan Aplim Apom (penyebutan
nama gunung dari suku Ngalum) atau Lim Dam (penyebutan nama gunung dari suku
ketengban), atau sering dikenal oleh pemerintah indonesia dan khayalak umum
adalah puncak Mandala ini menjadi incaran perusahaan Asing, terutama dibawah
kendali Amerika serikat.
Isu membuka gunung Aplim Apom/Lim
Dam, di wilayah ketengban, kabupaten Pegunungan Bintang, yang beredar di
tingkat mahasiswa Papua di Singapura, dibenarkan oleh Lince Bitibalyo, salah
satu warga di wilayah tersebut.
Ia mengatakan memang benar di
wilayah Ketengban, perbatasan kabupaten Pegunngan Bintang dengan kabupaten
Yahukimo dalam waktu dekat nanti akan masuk perusahaan Asing. Perusahaan asing
tersebut ditangani dari 15 negara. Menyangkut Negara-negara yang akan
beroperasi Gunung sakral di wilayah Pegunungan Bintang secara khusus dan Papua
pada umumnya ini belum disebutkan, namun yang jelas masyarakat adat setempat
setelah natal bersama tahun 2013 ini, akan membicarakan menyangkut masuknya
perusahaan di wilayah mereka.
Selain itu, kami akan membicarakan
bersama dengan masyarakat suku Ngalum di Oksibil awal tahun baru 2014. Oleh
karena demikian, saya berharap mahasiswa dari KOMAPO dan IMPETANG (Ikatan
Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang) di Jayapura sangat penting untuk hadir di
sana untuk membicarakan hal ini karena menyangkut eksistensi dan dapur hidup
bagi manusia Pegunungan Bintang, dan Papua pada umumnya, kata Lince Bitibalyo
di sela-sela diskusi terbuka.
Secara terpisah Maksimus Asiki, dan
juga adalah mahasiswa Ilmu sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia
mengatakan bahwa jika memang benar gunung tersebut dieksploitasi maka saya rasa
mengancam eksistensi manusia Aplim Apom dan manusia Papua ke depan dan
berdampak buruk bagi kehidupan manusia di Papua. Karena masyarakat setempat
meyakini bahwa semua manusia yang ada di bumi ini diciptakan di tempat ini.
Selain itu, Pegunungan puncak
Mandala ini mengalirkan empat sungai besar diantaranya arah timur mengalir
suangai Sifik, arah selatan sungai Digoel, arah Utara sungai Memberamo dan arah
barat sungai di daerah Yahukimo. Jika dieksploitasi dan pengelolaan limbah yang
kurang baik, maka dampak dari perusahaan tersebut seluruh wilayah Papua akan
kena. Sehingga ancaman terhadap perusahaan ini semakin besar, Kata Maksimus.
Agenda
Terselubung dan Kepentingan Para Pejabat Daerah
Masuknya perusahaan asing
(perusahaan Nasional maupun perusahaan Internasional) di Papua, semakin hari
semakin bertambah berdampak buruk pada kehidupan manusia Papua. Ini agenda
terselubung dengan tujuan menghancurkan seluruh aspek terpenting di Papua,
menghilangkan ras, mengucilkan, mempersempit ruang gerak perjuangan Papua
merdeka, memperbanyak pos militer, mengirim kekuatan militer untuk menjaga objek
vital Negara seperti perusahaan, batas Negara dan lain-lain, kata Melkior.
Pejabat daerah juga mempunyai andil
yang kuat untuk meloloskan proyek pemerintah. Mereka ikut terlibat dalam
mematikan orang Papua, mereka pula menjadi biang segala masalah. Pejabat daerah
(Oknum-oknum) tertentu adalah agen pemerintah Indonesia (pusat) untuk
menyampaikan daerah-daerah sumber daya alam untuk selanjutnya kerja sama dengan
mereka. Dengan demikian pejabat setempat memanfaatkan situasi ini untuk
mengijin perusahaan masuk, dengan sejumlah perjanjian sepihak. Kata Anglipchy.
Beberapa perusahaan yang masuk di
Papua, misalnya masuknya perusahaan Antam di Pegunungan Bintang, suda jelas
bahwa Kostan oktemka menjadi biang segala-segalanya. Dia menjadi pelaku
persetujuan masuknya ANTAM di Pegunungan Bintang. Pada hal masyarakat di sana
belum tahu tentang beroperasinya perusahaan ini. Dia mengatasnamakan pemerintah
kemudian menandatangani atau menyetujui untuk eksplorasi di sana, kata sejumlah
mahasiswa Komapo.
Dilain sisi, ketidaktahuan informasi
menyangkut ekplorasi sampai eksploitasi oleh perusahaan Antam adalah pejabat
terkait yang selama ini terlibat dalam kerja sama dengan manajemen Antam belum
disosialisasikan kepada masyarakat adat Aplim Apom, sehingga mereka buta akan
informasi, kata Anike Hipyan.
Dari hasil diskusi tersebut,
mahasiswa Pegunungan Bintang sepakat pada bulan ini (November 2013) akan
memproteksi siapa oknum-oknum yang terlibat dalam kesepakatan masuknya
perusahaan di daerah Pegunungan Bintang. Selain itu akan melayangkan surat
teguran dan diminta segera mencabut SK kesepakatan. Kemudian mendesak kepada
pemerintah provinsi untuk segera cabut izin ekplorasi di sana. Jika sampai
bulan ini dan bulan depan belum ada respon oleh pihak terkait maka, seluruh
masyarakat Pegunungan Bintang akan turun aksi di Oksibil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini